Indonesia Masuk 35 Negara Rawan Bencana Alam di Dunia

Foto: Sekretariat Kabinet


Jakarta, Beritainspiratif.com - Indonesia merupakan negara yang berada di wilayah rawan bencana. Dalam satu tahun terakhir, Indonesia telah mengalami pelajaran yang luar biasa, baik bencana alam dan nonalam berupa pandemi Covid-19. Pengalaman ini menjadi momentum untuk ketangguhan masyarakat Indonesia dalam menghadapi berbagai bentuk bencana.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) 2021 yang berlangsung secara virtual. Saat memberikan arahan Presiden Jokowi mengatakan, dalam menghadapi bencana kemanusiaan ini tidak pernah ada pembandingnya dalam sejarah. Menurutnya, sisi kesehatan dan sisi ekonomi harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan.

“Pengalaman ini menjadi momentum untuk memperkokoh kita dalam menghadapi segala bentuk bencana,” ujar Presiden Jokowi, pada Rabu (3/2/2021) secara virtual, yang dapat diakses pada kanal Youtube BNPB. 

Baca Juga: Satu Tahun Pandemi Covid-19, Ridwan Kamil: Perang Belum Usai

Sekretariat Kabinet mengungkapkan, bahwa Indonesia termasuk ke dalam 35 negara paling rawan risiko bencana di dunia. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, BNPB mencatat dalam rentang waktu satu tahun sejak Februari 2020, sedikitnya ada 3.253 kejadian bencana di Indonesia. Setiap hari setidaknya ada 9 kali kejadian bencana.

“Setiap hari setidaknya ada sembilan kali kejadian bencana yang terjadi, apakah itu gempa, tsunami, erupsi gunung berapi, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung,” ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana Tahun 2021, Rabu (03/03/2021), di Istana Negara, Jakarta.

Dalam mengantisipasi dan menghadapi bencana tersebut, Doni menuturkan, pihak terus berupaya untuk meningkatkan literasi kebencanaan.

“Literasi kebencanaan sejak dini senantiasa kita perkuat dalam setiap kesempatan di tingkat tapak, kemudian pada pemerintah dan juga pemerintah daerah,” tuturnya.

Langkah tersebut, ungkapnya, juga sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Rakornas Penanggulangan Bencana tahun sebelumnya.

“Seluruh instansi pemerintah, TNI, Polri, dan pemerintah daerah harus bersinergi untuk melakukan berbagai upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, termasuk di dalamnya perencanaan pembangunan yang berlandaskan pengurangan risiko bencana melibatkan pakar untuk memprediksi ancaman, memperkuat sistem peringatan dini, menyusun rencana kontingensi, dan edukasi serta pelatihan kebencanaan,” ujar Doni mengutip arahan Presiden.

Ditambahkan Kepala BNPB, pihaknya terus melaksanakan seluruh arahan Presiden tersebut secara berkelanjutan dengan mengedepankan pendekatan kerja sama pentahelix.

“Pemerintah bersama akademisi, dunia usaha, komunitas, relawan, dan media terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari tingkat individu, keluarga dan masyarakat,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Doni menyampaikan saat ini Indonesia juga tengah berjibaku menghadapi pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret tahun lalu. Momentum satu tahun pandemi ini, imbuhnya, adalah kesempatan untuk mengevaluasi upaya-upaya penanganan yang telah dilakukan serta terus melakukan penyempurnaan terhadap kekurangan yang ada.

“Kita harus optimis bahwa semua kebijakan yang telah digariskan oleh Presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan  akan  membawa bangsa Indonesia keluar dari masalah kesehatan dan ekonomi,” tandasnya. 

RV/-

Baca Juga:

Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar

Berita Terkait