Cerita Devy Ratriana Wisudawan Terbaik Kedokteran UNAIR dengan IPK Sempurna 4,00

Devy Ratriana Amiati. Devy dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga / dok. Pribadi - Humas Unair


BERITAINSPIRATIF.COM - Perasaan bahagia dan syukur terpancar dari Devy Ratriana Amiati. Devy dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) jenjang magister. Prestasinya tersebut dibarengi dengan nilai IPK sempurna 4,00.

Saat ini, Devy sedang ikut serta membantu dosen senior untuk mendampingi mahasiswa Co-Ass di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Bhakti Wiyata, Kediri. Selain itu, ia juga tengah mendampingi mahasiswa S1 Kedokteran untuk pembelajaran studi kasus (tutorial).

“Alhamdulillah saya merasa bersyukur kepada Allah swt, karena telah memberikan kesempatan dan kelapangan kepada saya selama menjalani kuliah S2,” katanya dikutip dilaman resmi Unair.

Dalam menjalani masa studi S2, Devy merasa lebih menikmati setiap proses yang ada, walau ia menyelinginya dengan kegiatan dan bekerja. Menurutnya, ia terus berusaha mendisiplinkan diri dengan jadwal tugas yang ia buat di awal pekan, serta mengevaluasinya di akhir pekan.

Baca Juga: Kisah Dina Fitrisia Lulus S3 UNAIR dengan IPK Sempurna 4,00

Tesis Penelitian Baru

Dalam menuntaskan tugas akhirnya, ia menyelesaikan tesis yang berjudul Potensi Inducer Tyrosol dan Ssp(A4K-A11K) dalam Menghambat Pembentukan Biofilm Streptococcus mutans. Bagi Devy, penelitian ini cukup berkesan karena merupakan penelitian baru serta referensi dari penelitian sebelumnya masih sangat sedikit.

“Ditambah lagi untuk mendapatkan inducer harus custom terlebih dahulu ke salah satu laboratorium di singapura dan menunggu cukup lama,” tambahnya.

Penelitian tersebut membahas tentang mekanisme komunikasi molekuler antar mikroorganisme (Quorum Sensing). Di dalamnya juga melibatkan sinyal molekul (inducer) dari spesies Candida albicans (Tyrosol) dan Streptococcus gordonii (Ssp(A4K-A11K) untuk menghambat pembentukan biofilm Streptococcus mutans.

Baca Juga: Kasus Tergolong Tinggi, Pj Wali Kota Bandung Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada DBD

Namun, ia sadar jika kesuksesannya dalam pendidikan tidak lepas dari dukungan keluarganya. Menurutnya, Devy dapat melanjutkan studi S2 tersebut karena rida dari suami dan kedua orang tua.

“Saya yakin sekali, ridho merekalah yang mengantarkan saya sampai di titik ini, bertemu dengan teman-teman yang begitu baik, dan dosen-dosen yang selalu mensupport,” pungkasnya.

Ke depan, ia akan kembali dan mengabdi untuk almamaternya di Fakultas Kedokteran Gigi IIK Bhakti Wiyata. Ia juga berpesan bahwa takdir manusia sesungguhnya telah diatur dengan baik oleh tuhan, sehingga cepat atau lambatnya manusia berproses, yang diperlukan adalah menikmati proses tersebut.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

Berita Terkait