Jakarta, Beritainspiratif.com - Presiden RI memberikan anugerah Gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa dan berkontribusi besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, pada upacara peringatan Hari Pahlawan yang diselenggarakan di Istana Negara 10 November 2020 pukul 10.00 WIB.

Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepada 6 (enam) tokoh yakni:

1) Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara

2) Macmud Singgirei Rumagesan – Raja Sekar dari Provinsi Papua Barat

3) Jenderal Polisi (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo dari Provinsi DKI Jakarta

4) Arnold Mononutu dari Provinsi Sulawesi Utara

5) MR. SM. Amin Nasution dari Provinsi Sumatera Utara

6) Raden Mattaher Bin Pangeran Kusen Bin Adi dari Provinsi Jambi.

Penganugerahan Pahlawan Nasional kepada 6 tokoh tersebut juga diterima oleh Raden Said Soekanto yang merupakan Kapolri pertama yang berjasa dalam membangun Polri.

Baca Juga:Ini-6-tokoh-berjasa-yang-dianugerahi-gelar-pahlawan-nasional

Sebelumnya mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi (Purn) Awaloedin Djamin, telah mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan gelar pahlawan kepada Soekanto sejak 2016 silam. Kapolri pertama itu dinilai telah berjasa meletakkan dan membangun institusi Polri.

"Sebagai penghargaan atas jasa-jasa Soekanto kepada bangsa dan negara, tidak berlebihan untuk mengusulkan agar Soekanto dianugerahi sebagai pahlawan nasional," kata Awaloedin, saat peluncuran buku Jenderal Polisi RS Soekanto Tjokroditmodjo, di kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2016 yang dilansir Kompas, Selasa (3/11/2020). 

Mantan Presiden RI Gus Dur, kata dia, pernah berucap bahwa di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yaitu polisi tidur, patung polisi dan Hoegeng Imam Santoso.

"Padahal Hoegeng yang menjadi idola karena kejujuran dan kesederhanaannya, dan M Yasin, pahlawan nasional, keduanya mengagumi kepribadian dan wibawa kepemimpinan Soekanto," kata Awaloedin.

Soekanto lahir pada 7 Juni 1908 di Bogor. Dia memasuki dunia pergerakan dengan aktif di Kepanduan Bangsa Indonesia (Jong Java) dan masuk ke kepolisian. Pada 1933, dia lulus dari pendidikan polisi di Sukabumi dengan pangkat Commisaris van Politie 3 e Klass (Komisaris Polisi Kelas III). Pada masa Hindia Belanda dia mencapai pangkat tinggi sebagai Komisaris Klas I dan pada zaman Jepang sebagai Itto Keishi (setingkat Komisaris Klas I). 

Ia diangkat sebagai Kepala Kepolisian Nasional oleh Presiden Soekarno pada 29 September 1945.  Dia menjadi orang nomor satu di kepolisian selama 14 tahun, 1945-1959. Hingga saat ini, dia tercatat sebagai Kapolri terlama. Soekanto meninggal pada 1993 dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir.

Awaloedin mengatakan, Soekanto adalah peletak dasar kepolisian nasional yang profesional dan modern. Secara operasional, semasa kepemimpinannya, Soekarno mendirikan banyak lembaga yang dibutuhkan Polri untuk mencapai visi tersebut.

Dia membangun Brigade Mobil, Polisi Perairan, Polisi Udara, Polisi Perintis, Polisi Lalu Lintas, Polisi Kereta Api, Polisi Wanita, Laboratorium Nasional, Mendirikan national Central Beureau/Interpol, membentuk staf riset, staf keamanan pusat dan Biro Anak-Anak. **

Yanis

Baca Juga:

1. Program Sedekah100, Solusi Masalah Anda Dengan Cara Berbagi

2. Pelayanan Umroh Terbaik dari PT. Albadriyah Wisata

3. Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar