- Pemerintahan
- 11 Sep 2025
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam, telah digelar seminar dan pelatihan penanganan kebencanaan, yang berlangsung di Kiara Artha Park, Jalan Kebonwaru, Kota Bandung, berlangsung, Rabu (9/9/2025).
Seminar tersebut diikuti oleh lebih dari 1.400 peserta dari berbagai kalangan yang siap menjadi relawan tanggap bencana.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi berbagai unsur yakni STIKes Dharma Husada Bandung, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, dan Pemkot Bandung cq Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung ini.
Hadir dalam acara tersebut Ketua STIKes Dharma Husada, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, Ketua DPRD Kota Bandung, Ketua PMI Kota Bandung, Kepala BPBD Kota Bandung, Camat Batununggal, Lurah Kebonwaru, serta peserta undangan lainnya dari berbagai unsur serta para tokoh masyarakat.
Dalam kegiatan seminar tersebut, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Dharma Husada Bandung sekaligus meneguhkan posisinya sebagai kampus relawan kesehatan dan kebencanaan di Kota Bandung.
Baca Juga: Bandung Terancam Gempa Sesar Lembang, Begini Langkah Antisipasinya!
Acara yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan tersebut dibuka dengan lantunan Asmaul Husna, sebuah tradisi yang sudah dijalankan di kampus Dharma Husada selama hampir dua dekade.
Tradisi ini, menurut pihak kampus, dimaksudkan untuk membentuk relawan yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga memiliki keteguhan spiritual.
Ketua STIKes Dharma Husada, Siti Sugih menjelaskan, sejak tahun 2004 kampusnya telah berkomitmen menyiapkan mahasiswa menjadi relawan kebencanaan. Komitmen ini bukan sekadar retorika, melainkan telah diintegrasikan ke dalam kurikulum perkuliahan.
“Sejak tahun 2004, seluruh mahasiswa kami adalah relawan siaga. Kini, relawan juga menjadi syarat akademik, di mana keikutsertaan dalam kegiatan kebencanaan bernilai poin keaktifan yang wajib dipenuhi sebelum tugas akhir. Jadi, relawan bukan hanya pengabdian, tapi juga bagian dari proses pendidikan,” ungkapnya di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Rabu, 10 September 2025.
Bahkan, pelatihan kesiapsiagaan bencana kini sudah menjadi mata kuliah interprofesional yang melibatkan berbagai program studi.
Dalam ujian akhir semester, mahasiswa diwajibkan melakukan simulasi kebencanaan yang turut dipantau oleh BPBD.
Baca Juga: Pemkot Bandung Waspadai Gempa Sesar Lembang, Siapkan 6 Lokasi untuk Evakuasi Warga
Baca Juga: KEREN! Generasi Milenial dan Gen Z di Kota Bandung Turun Ikuti Giat SISKAMLING
Siti menambahkan, saat ini STIKes Dharma Husada memiliki sekitar 1.400 mahasiswa aktif dan 100 dosen serta tenaga akademik yang semuanya siap turun langsung sebagai relawan bila Kota Bandung menghadapi situasi darurat.
“Kami siap berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bandung maupun lembaga lain demi menyelamatkan dan mengamankan masyarakat. Bagi kami, relawan adalah panggilan pengabdian,” ujarnya.
Dukungan terhadap inisiatif kampus ini datang dari Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi. Ia menilai keberadaan STIKes Dharma Husada sebagai “kampus relawan” merupakan aset berharga bagi Kota Bandung.
“Bandung patut bangga memiliki kampus yang peduli relawan kesehatan dan kebencanaan. Kiprah ini penting, karena relawan merupakan ujung tombak penanganan darurat saat bencana. Ke depan, kita berharap semakin banyak institusi pendidikan yang mencontoh inisiatif baik ini,” kata Asep.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengatakan, Bandung termasuk daerah dengan risiko bencana cukup tinggi, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga kebakaran. Kondisi geografis dan kepadatan penduduk membuat kesiapsiagaan masyarakat menjadi hal yang tidak bisa ditawar.
“Melalui Perda Nomor 3 Tahun 2022, Pemkot Bandung sudah menegaskan pentingnya pendidikan dan pelatihan kebencanaan. Pelatihan hari ini adalah bukti nyata komitmen Pemkot bersama akademisi untuk meningkatkan kesiapsiagaan,” jelas Erwin.
Baca Juga: Mendagri Minta seluruh Kepala Daerah Aktifkan Kembali SISKAMLING hingga RT/RW
Menurutnya, kehadiran relawan terlatih akan sangat membantu pemerintah dalam mengurangi risiko bencana. Lebih dari sekadar keterampilan teknis, relawan juga diharapkan memiliki empati, solidaritas, dan semangat gotong royong.
“Kita ingin relawan kebencanaan di Bandung menjadi contoh bagi daerah lain, bahwa kebersamaan, kesiapan, dan profesionalisme adalah kunci menyelamatkan jiwa dan mengurangi risiko bencana,” ujar Erwin.
Pelatihan yang digelar STIKes Dharma Husada bersama BPBD ini menjadi contoh konkret sinergi antara pemerintah dan dunia pendidikan dapat menghasilkan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Kita sadar bahwa bencana adalah urusan kemanusiaan. Oleh sebab itu, pelatihan ini bukan hanya membekali keterampilan, namun juga membangun jiwa solidaritas. Dengan semangat kebersamaan, kita meyakini Bandung akan semakin kuat dan tangguh menghadapi ancaman bencana apapun,” tutur Erwin.
Pemkot Bandung berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kapasitas relawan melalui pelatihan, pendampingan, hingga sertifikasi.
Harapannya, relawan-relawan yang lahir dari kampus dan komunitas masyarakat dapat menjadi kekuatan besar dalam menjaga keselamatan warga.
“Semoga langkah baik ini membawa manfaat besar bagi kita semua, dan khususnya bagi Kota Bandung tercinta,” pungkas Erwin.