10 Lurah dari Kecamatan Tenggarong Kab. Kutai Kartanegara, Studi Tiru ke SUKAMISKIN

10 Lurah di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur saat melakukan kunjungan ke Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik Kota Bandung, dalam rangka studi tiru berlangsung di Aula Kelurahan Sukamiskin, Jum’at (17/11/2023) / Foto: dok Bicom-Yayan


Kota Bandung, Beritainspiratif.com - 10 Lurah di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur melakukan kunjungan ke Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik Kota Bandung, dalam rangka studi tiru dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik tingkat kelurahan berlangsung di Aula Kelurahan Sukamiskin, Jum’at (17/11/2023).

Kunjungan diterima Lurah Sukamiskin Farida Agustini, Ketua dan Pengurus TP PKK Kota Bandung dan Kasie Kelurahan Sukamiskin Kota Bandung.

Dipantau Beritainspiratif.com di lokasi acara, rombongan yang berjumlah 15 orang tersebut dipimpin oleh Juliansyah Lurah Loa Ipuh Darat Kecamatan Tenggarong terdiri dari 10 Lurah di Kecamatan Tenggarong, 3 orang Ketua PKK dan 2 orang Staf.

Baca Juga: Lurah Sukamiskin Berbagi Tips Kepada Lurah dan Kades Kab. Kutai Kartanegara KALTIM

Adapun 10 Lurah di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara yang hadir di Kelurahan Sukamiskin meliputi: Lurah Loa Ipuh Darat, Lurah Bukit Biru, Lurah Jahab, Lurah Loa Ipuh, Lurah Loa Tebu, Lurah Maluhu, Lurah Melayu, Lurah Panji, Lurah Sukarame, dan Lurah Timbau.

Lurah Loa Ipuh Darat Juliansyah selaku pimpinan rombongan menyampaikan tujuan kunjungan tersebut, dan ucapan terima kasih atas penerimaan yang diberikan oleh Kelurahan Sukamiskin.

“Kunjungan kami dari Kelurahan di Kecamatan Tenggarong ini, adalah dalam rangka studi tiru untuk peningkatan dalam kualitas pelayanan publik,” ujarnya.

Tonton: Video Kunjungan 10 Lurah Tenggarong

Lurah Sukamiskin Farida Agustini yang didampingi Kasie Kesos Fitryana dan Kasie Pemerintahan Annisa menyambut baik kunjungan ini dan menyampaikan keberhasilan dan berbagai inovasi yang terkait  dengan pelayanan publik di Kelurahan Sukamiskin.

“Ada SIPAKU (Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Kewilayahan Terpadu), SIPOFPO (Posyandu), Romantis (Ruang Informasi Warga Sukamiskin), PIPPK hingga Kang Pisman dan tata kelola yang menunjang stabilitas ekonomi dan sosial,” ungkapnya.

Lurah Sukamiskin menambahkan bahwa terkait support dan tingkat kehadiran yang tinggi para RW RW dan LKK di Kelurahan  Sukamiskin, Farida mengungkapkan bahwa kita menerapkan metoda pendekatan, jadi kita tidak hanya menyampaikan undangan ke RW saja lalu dilepas.

“Kita punya grup WA RW RW dan LKK, disitulah saya selalu mengingatkan kembali dengan pesan hari ini ada rapat jangan lupa, Bu Lurah tunggu di Kelurahan,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan Farida, kita jangan takut setiap ada masalah, karena disitulah kita bisa mensyukuri nikmat.  

“Selalu berkolaborasi dan Inovasi,” tegasnya.

Baca Juga: Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Studi Tiru Ke Kelurahan SUKAMISKIN

Usai yel-yel dan lagu kang pisman dilanjutkan dengan serah terima cindera mata serta foto bersama, kemudian rombongan langsung menuju ke Kampung Takakura RW 09 Sukamiskin dan disambut Ketua RW 09 Sukamiskin Dandan.

Dandan menjelaskan bahwa di Kampung Takakura RW 09 yang merupakan kampung proklim utama, tercatat timbulan sampahnya mencapai 6,9 ton per bulan.

“Terdiri dari sampah organik 4.1 ton, sampah anorganik 2.000 kg, B3 nya 75 Kg, residu 725 kg,” jelasnya.

Dikatakan Dandan, bahwa warga yang belum memilah sampah pasti tidak kami angkut, ini sudah menjadi komitmen.

“Pasti, tidak dipilah pasti tidak diangkut,” tegasnya.

Baca Juga: Ketua TP PKK Kabupaten Halmahera Timur Maluku Utara, Study Banding ke Kelurahan Sukamiskin

Baca Juga: Disnaker Kota Bandung Hadirkan 4.000 Bursa Lowongan Kerja 2023, Ini Linknya!

Adapun metoda pengolahan sampah yang kami lakukan, lanjut Dandan bahwa untuk di rumah rumah warga kami menggunakan biopori dan takakura.

“Selain itu kami juga memiliki metode biodigister (organik yang menghasilkan gas untuk masak), lalu ada bata terawang, komposter dan magot,” terangnya.

Dijelaskan Dandan bahwa dari metode metode yang digunakan tersebut, dari total sampah 6,9 ton per bulan, masing-masing metode memiliki kapasitas pengolahan.

“Untuk metode Takakura berhasil mengolah sampah organik per bulan sebanyak 600 kg, Biopori 300 kg, Biodigister 600 kg, bata terawang 150 kg, sedangkan untuk magot ini yang terbesar hingga mencapai rata-rata 75 kg - 100 kg per hari,” pungkas Dandan.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

(YI) 

Baca Juga:

-Berita Liputan Lainnya di Video Youtube Bicom

-Terbesar Kedua di Indonesia! Bandara Kertajati Sudah Beroperasi Penuh, Ini Rutenya

-Tiket Kereta Api untuk Libur Natal dan Tahun Baru 2024 Sudah Dibuka

-Pemkot Bandung Gelar Pasar Murah di 30 Kecamatan, Ini Jadwalnya!

-Kenali, Inilah 27 NAMA JALAN BARU di Kabupaten Garut

-Pemkot Bandung Raih Penghargaan ODF 100 Persen

Berita Terkait