Gerakan Teras Hijau Project, Bangkitkan Ekonomi Baru Lewat Produk Sahitya Tisane



Bandung, Beritainspiratif.com - Pandemi covid 19, telah memberikan dampak meluas terhadap kehidupan masyarakat kita, tidak hanya dari sisi kesehatan, tapi juga sosial dan ekonomi. Hampir seluruh negara di dunia mengalami penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Efek dari kebijakan pembatasan secara global dunia mengalami krisis dan bahkan penurunan pertumbuhan ekonomi hingga 3 persen berdasarkan laporan yang dikeluarkan IMF.  Banyak sektor-sektor bisnis yang colap, tidak terkecuali usaha kecil dan menengah.  

Melihat kondisi ini,  Dosen-dosen dari Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung tergerak untuk mencoba mengajak masyarakat untuk mencoba peluang baru, dengan mengandalkan sosial capital masyarakat umumnya dan juga kembali membangkitkan usaha berbasis kekuatan lokal dan DNA Indonesia sebagai negara agraris.  

Baca Juga: Penguatan Ketahanan Pangan, Wali Kota Bandung Resmikan RAPATAR

Melalui wadah Bernama Teras Hijau Project, dosen SBM-ITB berupaya untuk mengambil inisiatif pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan yang tinggal di wilayah perkotaan padat penduduk. Untuk membangkitkan usaha-usaha baru.  

Teras Hijau Project sendiri digagas pada tahun 2019 dan berupaya untuk memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap masyarakat urban di kota Bandung.  

Isu awal yang muncul ialah  meningkatkan ketahan pangan masyarakat. Dimana lebih dari 96% disuplai bahan pangan masyarakat Bandung berasal  dari luar kota bandung.

Hal ini tentunya menimbulkan kegelisahan tersendiri bagi masyarakat berpendapatan menengah kebawah ditambah dengan banyak sumber pencarian mereka berhenti sementara bahkan permanen.  

Baca Juga: Gubernur Jabar Lepas Ratusan Peserta ITB Ultra Cycling Challenge 2021

Keprihatinan ini membuat kekhawatiran baru pada pemenuhan gizi masyarakat. Maka dari itu, kampanye dan sosialisasi awal Teras Hijau Project ialah mengajak para ibu-ibu rumah tangga di wilayah Kelurahan Sukaraja untuk berusaha menanam kebutuhan pangannya sendiri sekaligus mengolah sampah rumah tangga secara mandiri, sambil mencari peluang-peluang baru mengatasi masalah ekonomi di masyarakat. sehingga diharapkan, keluarga ekonomi lemah perkotaan makin mandiri secara pangan.  

Sembari mengajak masyarakat untuk mandiri pangan Teras hijau project pun mencoba membangkitkan peluang-peluang baru ekonomi kerakyatan  melalui aktivitas mereka.  Salah satunya adalah pembuatan tisane, sejenis minuman berbahan dasar bunga dan herbal hasil dari berkebun bersama komunitas.  

Produk ini ditanam oleh ibu-ibu rumah tangga dengan menanam di pekarangan rumah mereka.  Melalui riset pasar dengan melibatkan mahasiswa SBM-ITB, kemudian dikembangkan formulasi sesuai dengan keinginan pasar.

Baca Juga: Asisten Staf Khusus Wapres, 4 Kelebihan Media Online yang Tidak Dimiliki Media Sosial 

Baca Juga: Walikota Bandung Resmikan Teras Hijau Project di RW 07 Kel. Sukaraja - Cicendo

Produk inilah yang kemudian diakomodasi di Teras Hijau Project (THP) food garden bersama-sama dengan ibu-ibu yang diberdayakannya untuk dikembangkan sebagai usaha baru dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan tingkat higienitas yang dijaga.  

Produk ini sudah mulai dipasarkan dengan merk dagang Sahitya. Sahitya sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang memiliki arti solidaritas atau gotong royong. Sehingga merk tersebut mencermikan kegiatan yang dilakukan bersama dengan masyarakat.

Sahitya tisane, adalah salah satu produk yang dikembangkan oleh gerakan teras Hijau Project, dalam sebuah proses, beberapa produk lain akan diupayakan menjadi produk berbasis komunitas, untuk membangkitkan ekonomi-ekonomi baru masyarakat.

“Produk-produk yang kami kembangkan ini lahir dari sebuah pengamatan kami terhadap proses-proses yang kami kenalkan ke masyarakat yang kami angkat secara ilmiah untuk mengali peluang pasarnya bersama mahasiswa, jadi ini kerja kolektif masyarakat dan anak-anak muda yang sedang menempuh pendidikan di SBM-ITB” papar Melia, sebagai dosen SBM-ITB dan juga penggagas gerakan Teras Hijau Project.

Produk-produk rintisan ini sekarang sudah mulai di pasarnya pada beberapa toko arganik dan juga sedang mengembangkan jaringan pemasaran digitalnya.  

Melalui strategi yang dikembangkan oleh gerakan Teras Hijau Project lewat dosen-dosen SBM ITB ini, diharapkan banyak harapan baru masyarakat kecil agar bisa bangkit dan memulihkan kembali ekonomi mereka di masa pandemi dan pasca pandemi.

(Ist)

Baca Juga:

Ridwan Kamil Dorong Pengurus Masjid Gunakan 'Kencleng Digital'

Pengurus AMSI Jawa Barat Periode 2020-2023 Resmi Dilantik

Mulai 1 Desember, Penerbangan Indonesia Bisa Langsung ke Arab Saudi

100 Persen ODF, Tiga Daerah di Jabar Raih Penghargaan Bidang Kesehatan

UMK Kota Bandung Tahun 2022 Naik Sebesar Rp118 Ribu

Inmendagri Natal dan Tahun Baru Terbit, Begini Aturan PPKM Level 3

Survey IPRC: Ada Peluang Tahun 2023 Jabar Dipimpin Gubernur Perempuan 

Berita Terkait