UPI Gandeng BSI, Sebagai Alternatif Layanan Perbankan Bagi Civitas Akademik

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. dan Wakil Direktur Utama 2 BSI Abdullah Firman Wibowo usai penandatangan kerja sama di Gedung Parter, Kampus UPI Bumi Siliwangi, Jumat (22/10/2021) / Foto: Humas UPI


Bandung, Beritainspiratif.com - UPI kembali melakukan kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI).

BSI merupakan Bank Syariah hasil merger dari beberapa bank syariah, yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah.

"Ini sesungguhnya terkait dengan bagaimana kita memberikan layanan prima terhadap civitas akademika khususnya layanan perbankan," ucap Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. usai penandatangan kerja sama dengan BSI di Gedung Parter, Kampus UPI Bumi Siliwangi, Jumat (22/10/2021).

Walau begitu, bukan berarti dosen maupun mahasiswa UPI dipaksa untuk menjadi nasabah bank syariah.

Solehuddin menjelaskan, baik mahasiswa maupun civitas akademik UPI lainnya, diberikan pilihan untuk menggunakan layanan perbankan BSI atau bank konvensional.

Solehuddin juga menuturkan, kerja sama ini juga sebagai salah satu usaha UPI untuk bertahan ke depan.

"Rasanya ke depan UPI tidak bisa lagi berdiri seperti UPI sekarang. Saya katakan harus ada proses korporatisasi perguruan tinggi. Kita tidak bisa lagi mengandalkan hanya pembiayaan kepada pemerintah dan mahasiswa," tuturnya.

Oleh karena itu, tambah Solehuddin, di era sekarang dan ke depan kita harus membuka diri lebar-lebar, melakukan kerja sama dengan berbagai pihak.

"Dan inshallah dari kerja sama itu kita akan memperoleh banyak keuntungan yang saling menguntungkan, bukan keuntungan sepihak," ucapnya.

Baca Juga: Tari Jaipong M. Rashid Hiasi Kemenangan Persib 4-2 atas PSS Sleman

Wakil Direktur Utama 2 BSI Abdullah Firman Wibowo juga tidak menampik adanya perubahan managemen perusahaan di era digital ini.

"Kalau dulu, sebuah perusahaan menggunakan fundamental based performance. Jadi gedungnya banyak, perpustakaan ada, asetnya berapa. Sekarang tidak, kita lebih kepada customer based aquisition. Siapa yang banyak nasabahnya, siapa yang banyak customernya," tuturnya.

Selain itu, Abdullah menambahkan, adanya pergeseran dari heavy asset management menjadi light asset management.

"Contohnya Gojek. Gojek itu tidak punya mobil sendiri, kendaraan ga punya, yang punya adalah drivernya. Tapi dia punya aplikasi fintech yang di dalamnya lebih dari 20 juta, 30 juta, 40 juta, bahkan lebih yang menggunakan jasa ini. Dan ini mengalirlah yang namanya cash inflow," ucap Abdullah.

(Adi)

Baca Juga:

Berhadiah Jutaan, Pemkot Bandung Gelar Sayembara Desain Fasilitas Olah Sampah

Naik Rantis, Jokowi Resmikan Jembatan Lengkung Sei Alalak Pertama di RI

PPKM LEVEL 2, Inilah Aturan dan Perbedaan Level-nya

Daftar Lengkap PPKM Level 1 - 3 Se-Indonesia Hingga 1 November

Ikon Wisata Baru, Bogor Bakal Ada Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia

Dokumen Hilang, Begini Cetak Sendiri Akta Kelahiran, KK, dan Akta Kematian

Berita Terkait