Kota Bandung Akan Integrasikan 37 Rumah Sakit, 80 Puskesmas dan Klinik Utama

Sekda Kota Bandung Ema Sumarna, usai membuka Sosialisasi Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit di Kota Bandung di Jalan Cikutra Baru Raya, Rabu (1/9/2021) / Foto: Prokopim Kota Bandung


Bandung, Beritainspiratif.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen memberi layanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat. Sebab pelayanan publik merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia.

Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Jasa Medika Sarana akan mengembangkan aplikasi perangkat lunak (sofware application) yang mampu menampung semua informasi dari seluruh rumah sakit (RS) di Kota Bandung.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, nantinya aplikasi tersebut dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Hanya dalam satu genggaman, semua informasi pelayanan kesehatan tersedia dalam satu aplikasi.

Misalnya, seperti data ketersediaan jumlah kamar tidur yang kosong, Ruangan ICU, oksigen, dan lain sebagainya.

"Jadi begitu ada masyarakat yang terkena persoalan kesehatan mereka akan tahu harus kemana, itu kepentingan ideal," tuturnya saat membuka Sosialisasi Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit di Kota Bandung di Jalan Cikutra Baru Raya, Rabu (1/9/2021).

Baca Juga: KI Jabar: Saatnya Meng-Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik

Menggunakan aplikasi ini, masyarakat bisa mengetahui situasi dan kondisi di RS. Harapannya, tak ada lagi masyarakat yang kesulitan mencari RS yang kosong.

"Saya ingin masyarakat itu nanti segala sesuatunya lebih mudah, semua informasi itu hanya dalam satu genggaman," tutur sekda sambil menyebutkan bahwa aplikasi ini ditargetkan bisa diakses oleh masyarakat pada bulan Oktober.

Sekda mengingatkan, hadirnya aplikasi ini merupakan bagian dari komitmen yang kuat. Bahwa dalam menangani masalah apapun terutama kesehatan, perlu adanya dorongan dan komitmen yang kuat dari siapapun.

"Tanpa komitmen, pergerakan mencapai tujuan organisasi itu tak akan tercapai. Untuk itu mari kita berkomitmen," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengakui bahwa tantangan yang dihadapi saat Kota Bandung darurat pandemi kemarin adalah, minimnya informasi terkait RS yang kosong. Hal itu menyebabkan terjadinya keterlambatan pelayanan dan berdampak kepada keselamatan masyarakat.

"Kemarin kita tidak mengetahui RS yang kosong dan masyarakat tidak mengetahui harus datang kemana," tuturnya.

Aplikasi informasi layanan RS yang akan terintegrasi dengan 37 rumah sakit, 80 puskesmas, dan klinik utama di Kota Bandung ini, diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi fatalitas.

"Diharapkan nanti ada terintegrasi antara seluruh RS untuk data-data tertentu yang dibutuhkan, baik oleh Pemkot sebagai dasar kebijakan dan juga bagi masyarakat," tuturnya.

RV/-

BACA JUGA:

Camat Arcamanik Harapkan Seluruh Ketua RW Miliki Data Real Warga Tervaksin

Kelurahan Cisaranten Bina Harapan, Kejar Target Vaksinasi Minimal 80 Persen

Lurah Sukamiskin Buka Musyawarah Program Rutilahu BanGub 2021 Wilayah III Kota Bandung

Berita Terkait