KI Jabar Harap Kelompok Muda Dorong Masyarakat Berperan Dalam Keterbukaan Informasi Publik



Bandung, Beritainspiratif.com - Ketua Komisi Informasi (KI) Provinsi Jawa Barat, Ijang Faisal Menyampaikan bahwa pada Era Digital saat ini seharusnya dapat mendorong kelompok Muda untuk lebih melek mengenai Keterbukaan Informasi Publik, sehingga dapat mendorong pemerintah untuk lebih terbuka lagi sesuai UU nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Demikian disampaikan Ijang dalam sambutannya pada Webinar Progresif kerjasama Komisi Informasi Jawa Barat dengan Perkumpulan XTC Jawa Barat yang diselenggarakan di Bandung melalui zoom meeting pada selasa (24/8/2021).

"Produk dari Webinar Progresif seperti ini dapat membangun perkumpulan XTC agar bisa berdiri semata-mata untuk kepentingan rakyat dan mendorong masyarakat untuk ikut berperan dalam keterbukaan informasi publik seperti yang diamanatkan di dalam UU No.14 Tahun 2008," harap Ijang.

"Keterbukaan informasi publik seyogyanya menjadi ruh pelayanan publik di semua badan publik tak terkecuali. Informasi publik sendiri pada dasarnya bersifat terbuka, hanya sedikit yang bersifat pengecualian. Suatu informasi publik bersifat terbuka atau tertutup haruslah berdasarkan regulasi bukan berdasarkan persepsi," ungkap Ijang.

Masyarakat seharusnya dilibatkan secara aktif dalam setiap kebijakan publik, untuk itu KI Jawa Barat mengapresiasi apa yang dilakukan XTC saat ini dapat menyelenggarakan Webinar progresif dengan tema: "Makna Kemerdekaan dan Keterbukaan Informasi Publik Bagi Anak Muda". Pungkas Ijang.

Baca Juga: Presiden Resmikan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Pertama di Kalimantan

Webinar progresif kerjasama KI Jabar dan XTC Jabar tersebut menghadirkan dua nara sumber: Junico BP Siahaan, SE (Anggota Komisi 1 DPR RI) dan Neni Nur Hayati (Direktur DEEP Indonesia).

Ketua XTC Jawa Barat, M. Dicky Fauzi Rachman menghaturkan terimakasih kepada Kepada Komisi Informasi Jawa Barat yang telah berkenan berkolaborasi menggelar webinar progresif ini.

"XTC siap bersinergi untuk mengawal keterbukaan informasi publik yang semestinya dilakukan oleh semua badan publik Jawa Barat," ungkap Dicky.

"Kegiatan webinar ini hendaknya dapat menjadi media yang dapat menginspirasi dan menambahkan ilmu tentang keterbukaan informasi publik terutama kepada para anggota perkumpulan XTC di Jawa Barat," Harap Dicky.

Sementara itu Nara Sumber yang pertama, Nico Sihaan mengajak generasi muda untuk peduli tentang pentingnya keterbukaan informasi publik, hendaknya para pemuda senantiasa mengkritisi dan memberikan alternatif kebijakan yang digulirkan pemerintahan di semua lapisan.

"Anak muda hendaknya jangan hanya menggali informasi tapi juga harus mampu menyampaikan dan menyebarluaskan informasi untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama," tutur Nico.

Sebagai Anggota DPR RI, Nico sangat apresiasif terhadap apa yang dilakukan XTC Jawa Barat.

“Kita membutuhkan peran serta masyarakat dalam mengawal pemerintah agar dapat menjadi negara yang lebih terbuka tapi sesuai kode etik, tidak untuk membuka informasi untuk menjatuhkan satu sama lain dan Anak muda juga harus bisa lebih terbuka, mengkritisi dan meberikan alternatif solusi lainnya secara progresif,” tuturnya.

Sedangkan Nara Sumber kedua, Neni Nur Hayati menegaskan transparansi merupakan hal krusial dalam mewujudkan goods governance dan kedaulatan rakyat yang sesungguhnya. Informasi publik yang terbuka adalah jantungnya kemerdekaan bangsa, dan hal tersebut akan terwujud jika terjadi komunikasi dua arah antara rakyat dan pemerintahan.

"XTC harus menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan keterbukaan informasi publik di semua badan publik. Sebagai bagian dari generasi muda, XTC harus senantiasa bersinergi dan berkolaborasi untuk mengawal terlaksananya transparansi tak terkecuali," jelas Neni.

Para pemuda bukan hanya mencari informasi tapi juga harus membantu memberikan informasi kebijakan yang konsisten namun tidak menyederhanakan konsep dasar, mendukung program pemerintah dengan gerakan real untuk meningkatkan keterbukaan informasi public dan terjun langsung untuk melakukan sosialisasi ke grassroot dengan menciptakan inovasi.

"Karena perubahan yang besar tidak akan terjadi jika tidak ada pergerakan yang kecil," pungkas Neni Nur Hayati yang baru saja dipilih menjadi Direktur DEEP Indonesia.

Yanis

Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar

Berita Terkait

  • Ramadhan & Idul Fitri
  • 17 Apr 2024
30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta