Banyuwangi, Beritainspiratif.com - Penyakit merupakan salah satu momok bagi para pembudidaya maupun pemelihara ikan termasuk Ikan Koi. Karena harganya yang tergolong mahal, serangan penyakit pada ikan koi apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan kerugian yang lumayan besar.

Dalam Kajian Perikanan HIMAKUA Unair Banyuwangi Volume III Sabtu (31/07) lalu, Arif Habib Fasya , S.Pi., M.Si. salah satu Dosen Akuakultur PSDKU UNAIR Banyuwangi turut menjadi pemateri dalam kesempatan tersebut. Dirinya memaparkan materi tentang jenis penyakit yang sering menyerang ikan hias lengkap dengan pencegahan dan penanganannya.

Mengawali pemaparanya, Dosen yang akrab disapa Fasya tersebut menjelaskan bahwa, munculnya penyakit merupakan hasil interaksi antara lingkungan, ikan dan pathogen. Oleh karena itu, pengelolaan mutu air dan sistem budidaya merupakan aspek penentu dalam munculnya serangan penyakit pada ikan. 

“Sejatinya, pathogen sendiri sudah ada dalam lingkungan namun jika kondisi lingkungan dan imunitas ikan dalam kondisi bagus, maka pathogen tidak bisa berkembang dan menyebabkan penyakit,” jelas dosen yang mengajar mata kuliah Penyakit Viral Ikan tersebut.

Baca Juga: Gubernur Bali Raih Penghargaan PIN Emas Dari Kapolri

Secara umum, penyakit pada ikan koi disebabkan oleh virus, bakteri, parasit,  jamur dan lingkungan. Ia juga memaparkan dalam budidaya ikan koi ada beberapa penyakit yang sering ditemukan menyerang pada yakni:

Aeromoniasis

Merupakan penyakit yang sering dijumpai pada seluruh stadia ikan koi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophyla yang menunjukkan gejala klinis berupa terdapat bercak merah (haemmorhagi) pada permukaan ikan dan ikan cenderung pasif.

“Penanganan bisa dengan segera di karantina dan diberi antibiotik (oksitetrasiklin, enrofloksanin) atau bisa juga terapi herbal dengan bawang putih jika masih belum parah, cukup 1 siung dengan cara dicampurkan dalam 1 kg pakan,” tuturnya.

Pop Eye (Exophthalmia)

Disebabkan oleh bakteri tuberculosis yang ditandai dengan pembengkakan bola mata hingga nampak ingin keluar. “Penangananya bisa dengan perendaman atau penyuntikkan antibiotik,” imbuhnya.

Koi Herpes Virus (KHV)

Disebabkan oleh virus Cyprinid Herpesvirus 1 (CyHV-1) yang ditandai dengan dengan kerusakan insang, mata yang tampak cekung dan produksi lendir berlebih diikuti dengan munculnya luka seperti melepuh. Dapat menimbulkan kematian 2-3 hari. Pengobatanya melalui peningkatan imunitas ikan dengan suplemen vitamin dan obat herbal.

Gill Flukes dan Skin Flukes

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit. Gill flukes disebabkan oleh parasite Dactylogyrus spp dan menyerang insang sementara Skin Flukes disebabkan oleh Gyrodactylus spp yang menyerang kulit. Kedua parasit ini menyerang insang yang bisa dideteksi secara visual adanya parasit pada insang dan kulit. Ikan yang terserang akan kehilangan nafsu makan dan cenderung mendekati sumber air. 

“Pengobatan bisa dilakukan dengan perendaman formalin 2-3 ppm 3-5 hari berurutan dan Potassium Permanganat (PK) dengan dosis 2 mg/L dalam jangka panjang, untuk pencegahan bisa menghindari kepadatan terlalu tinggi,” jelasnya.

Blood Brown

Adalah penyakit yang muncul akibat keracunan nitrit (NO2) yang kandunganya diatas 0.25 ppm dalam kolam. Ciri-cirinya kulit ikan berwarna kusam, muncul urat merah pada tubuh dan kepala sering menggantung kebawah.

“penangananya bisa melakukan pergantian air (20-30%) dan mengurangi dosis pakan dan pencegahanya bisa dilakukan dengan penambahan probiotik nitrifikasi dan meningkatkan aerasi sehingga nitrit bisa terurai menjadi nitrat dengan sempurna,” imbuhnya.

Yanis

Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar