Bandung, Beritainspiratif.com - Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) Kampus Jakarta Kembali menyelenggarakan acara Leadership Night yang kali ini menghadirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, sebagai pembicara utama.

Dalam acara yang diselenggarakan secara virtual ini, Mas Menteri, demikian Menteri Nadiem biasa dipanggil, memaparkan pentingnya inovasi yang menghasilkan disrupsi untuk melakukan transformasi pada dunia pendidikan di Indonesia.

Baca Juga:75-desa-di-4-kabupaten-jabar-gelar-pilkades-serentak-mulai-13-desember

Acara dibuka dengan sambutan dari Direktur SBM ITB Kampus Jakarta, Dr. Yos Sunitiyoso, yang menjelaskan perkembangan kampus Jakarta sekaligus juga situasi kampus SBM ITB Jakarta di masa pandemi ini yang mengakibatkan mahasiswa belajar di rumah selama sembilan bulan terakhir.

Dekan SBM ITB, Prof. Utomo Sarjono Putro, juga kemudian memberikan sambutan dengan memaparkan interaksi SBM ITB dengan dunia industri dalam menghadapi tantangan ketidakpastian di masa depan.

SBM ITB banyak melakukan kerjasama riset dengan berbagai institusi seperti dengan MRT Jakarta, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Perhubungan. Kolaborasi dengan berbagai institusi ini sejalan dengan semangat flying together yang dianut SBM ITB.

Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, juga memberikan pidato sambutan dengan memaparkan beberapa tantangan dan prestasi ITB yang telah dicapai saat ini. Tantangan ITB saat ini adalah menjadi universitas terkemuka di tingkat global sekaligus terus berkontribusi pada penyelesaian berbagai masalah yang ada di dalam tengah masyarakat (Globally Respected, Locally Relevant).

ITB juga terus mendorong kerjasama dengan berbagai industri, yang sejalan dengan semangat yang digaungkan oleh Mas Menteri melalui terobosan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Acara utama berupa diskusi dengan konsep fireside chat dari Mas Menteri Nadiem diawali dengan perkenalan figur menteri oleh Ketua Dewan Penasehat Sekolah SBM ITB, Prof. Kuntoro Mangkusubroto.

Dalam diskusi fireside chat yang dipandu oleh dosen praktisi SBM ITB, Rivana Mezaya, Mas Menteri menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan secara langsung oleh perwakilan mahasiswa, dosen, alumni, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB, dan anggota Dewan Penasihat Sekolah SBM ITB.

Dalam diskusi ini, Mas Menteri Nadiem menguraikan bagaimana pengalaman pribadinya selama bersekolah dahulu yang telah membentuk karakter dan kemampuannya dalam memimpin.

Mas Menteri mengemukakan bahwa pendidikan yang membebaskan dan memerdekakan-lah yang dapat mengasah kemampuan kepemimpinan seorang siswa. Mas Menteri mencontohkan bagaimana pengalaman berteater di masa SMA membuat dirinya dapat mengekspresikan diri dan mengungkapkan pemikiran secara bebas. Kesempatan menjadi pemeran utama pada beberapa pentas teater juga membuat jiwa kepemimpinannya terasah, sehingga lebih berani dalam bersikap dan membuat keputusan.

Mas Menteri juga menceritakan pengalamannya ketika mengambil program MBA di Harvard Business School dan mempelajari ratusan kasus bisnis dari berbagai perusahaan baik yang sukses maupun gagal. Di sana, Menteri Nadiem mengamati bahwa banyak rekannya di Harvard yang kemudian beralih menjadi entrepreneur dan pengalaman ini yang juga mendorong seorang Nadiem Makarim mengubah haluan menjadi seorang wirausahawan.

Dirinya kala itu melihat bahwa di sektor informal seperti tukang ojeklah yang memiliki potensi yang besar dan teknologi adalah cara yang efisien untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia.

“Potensi manusia jauh lebih besar dari yang kita kira, karena itu kita harus menemukan tujuan dalam hidup sehingga potensi kita menjadi jauh berkembang,“ imbuhnya.

Menjawab pertanyaan mahasiswa apakah pendidikan dapat menumbuhkan jiwa entrepreneurial sehingga menghasilkan karya-karya yang inovatif, maka Mas Menteri menanggapi bahwa belum ada jawaban pasti apakah pendidikan menjamin terciptanya usaha-usaha yang kemudian menjadi besar.

“Tapi saya yakin bahwa pendidikan bisa membentuk pola pikir kewirausahaan berupa kemampuan mengambil risiko, menyelesaikan masalah, dan juga berkomunikasi untuk meyakinkan orang lain. Itu semua bisa dipelajari di bangku sekolah,” tambahnya.

Mas Menteri Nadiem juga mengapresiasi keberadaan SBM ITB selama ini, dan meyakini bahwa jenis pembelajaran berbasis proyek dan juga penyelesaian masalah (problem soiving) yang selama ini diterapkan di SBM ITB sejalan dengan konsep Kampus Merdeka. SBM, menurut Menteri Nadiem, juga sudah sesuai dengan konsep delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi dasar transformasi pendidikan tinggi di Indonesia.

“Mahasiswa harus mendapat pengalaman di luar kampus, dengan magang dan riset-riset di berbagai perusahaan. Dosen juga harus memiliki pengalaman bekerja di industri, dan membawa pengalaman tersebut ke kelas-kelas. Praktisi-praktisi industri juga harus hadir di kelas-kelas. Saya melihat aktivitas tersebut sudah ada di SBM ITB dan saya terinspirasi,“ ujar Mas Menteri.

Mengenai pendidikan pada umumnya, maka Mas Menteri juga menambahkan bahwa transformasi pendidikan hanya dapat dilakukan jika budaya mengajar yang memerdekakan dapat diterapkan.

“Perubahan budaya dapat dilakukan dengan membiarkan siswa banyak bertanya, banyak mencoba, dan banyak menciptakan karya. Guru-guru mengikuti berbagai pelatihan kepemimpinan dan pengajaran yang berpusat pada murid seperti program Guru Penggerak.” ujar Menteri Nadiem.

Acara Leadership Night sendiri merupakan acara tahunan yang dilakukan oleh SBM ITB Kampus Jakarta sebagai sarana untuk mendengarkan pandangan dari figur pemimpin dan pengambil kebijakan level nasional atas isu-isu yang tengah terjadi. Acara Leadership Night di tahun-tahun sebelumnya menghadirkan figur terkemuka seperti Kuntoro Mangkusubroto, Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, Sri Mulyani, Boediono, Ignasius Jonan, dan Susi Pudjiastuti.

Dalam acara ini juga diberikan penghargaan kepada mahasiswa, dosen, alumni, dan karyawan terbaik. Juga diberikan beasiswa TK Low Scholarship Award, beasiswa prestasi yang kali ini diberikan kepada 7 mahasiswa tingkat sarjana dan 4 mahasiswa tingkat doktoral. Beasiswa yang diberikan setiap tahun ini diberikan berkat kedermawanan Dato’ Low Tuck Kwong (TK Low), Pendiri dan CEO Bayan Resources, yang terus menunjukkan kepeduliannya atas dunia pendidikan di Indonesia.

Yanis

Baca Juga: