Jakarta, Beritainspiratif.com - Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) mengharapkan Bank Indonesia (BI) mengambil peran yang signifikan dalam reformasi struktural yang sedang dilaksanakan pemerintah.

“Saya berharap Bank Indonesia mengambil bagian yang lebih signifikan dalam reformasi fundamental yang sedang kita gulirkan,” ujar Presiden dalam sambutan yang disampaikan secara virtual pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2020, Kamis (3/12/2020).

Presiden pun berharap BI dapat berkontribusi lebih besar untuk ikut menggerakkan sektor riil, mendorong penciptaan lapangan kerja baru, dan membantu para pelaku usaha utamanya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa kembali produktif.

Baca Juga:Poltekad-pamerkan-prestasi-nasional-di-bidang-teknologi-militer

Lebih lanjut, Kepala Negara juga meminta agar dalam situasi krisis seperti ini, seluruh pihak mampu bergerak cepat dan tepat serta membuang ego sektoral masing-masing.

“Buang jauh-jauh ego sektoral, egosentrisme lembaga, dan jangan membangun tembok tinggi-tinggi berlindung di balik otoritas masing-masing,” ujar Kepala Negara mengingatkan.

Presiden pun mengajak pihak terkait untuk melakukan upaya bersama untuk bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi baru.

“Kita harus berbagi beban, berbagi tanggung jawab untuk urusan bangsa dan negara ini, agar negara kita mampu bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi baru di tingkat regional dan global,” ujarnya.

Presiden juga mengingatkan untuk bekerja cepat menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah untuk dapat segera bangkit dan pulih dari pandemi yang melanda. Diantaranya, mempersiapkan vaksin dan program vaksinasi dengan cermat serta mengatasi permasalahan terkait penyediaan lapangan kerja.

“Kita akan dihadapkan pada besarnya jumlah pengangguran akibat PHK di masa pandemi. Kita menghadapi besarnya angkatan kerja yang memerlukan lapangan pekerjaan,” ujarnya.

Karena itu, ujar Presiden, pemerintah berketetapan hati melakukan reformasi struktural, membenahi regulasi yang kompleks dan birokrasi yang rumit.

“Kita semuanya tahu, (Indonesia) posisi nomor satu di Global Complexity Index, yang paling rumit di dunia, dan itu harus kita akhiri,” ujarnya.

Hal tersebut, ungkap Presiden, menjadi semangat yang mendasari lahirnya Undang-Undang Cipta Kerja. Pemerintah ingin menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan berdaya saing agar UMKM lebih berkembang dan industri padat tenaga kerja tumbuh dengan pesat.

“Perizinan dipermudah, izin usaha UMKM cukup dengan pendaftaran saja, dan banyak kemudahan-kemudahan lainnya,” ujar Presiden. 

Yanis

Baca Juga: