Bandung, Beritainspiratif.com - "Sungguh ironis," demikian komentar miris anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady ketika menggambarkan kondisi pintu air di Daerah Irigasi (DI) Leuwijawa Desa Cimara Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan dan DI Cisamaya bendung Cidogdog Desa Cisaat kecamatan Dukuh Puntang Kabupaten Cirebon.

Ia melakukan peninjauan di dua lokasi pintu air saat kunjungan kerja Komisi IV ke UPTD PSDA Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung.

"Ini sangat memalukan. APBD Jabar tahun 2020 sebesar Rp 43 triliun lebih setelah perubahan. Di sisi lain kami temukan kondisi seperti ini. Saya benar-benar merasa amat sanagat prihatin," ujar Wakil Ketua Fraksi Gerindra itu, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/10/2020).

Baca Juga:Inilah-7-komisioner-kpid-jabar-terpilih-periode-2020-2023

Semestinya, lanjut Daddy, hal itu tidak boleh terjadi mengingat Jabar merupakan lumbung padi nasional.

"Bagaimana mungkin provinsi yang dijadikan lumbung padi nasional tetapi kondisi bendung dan pintu airnya masih seperti ini? " ujarnya.

Kondisinya benar-benar menyedihkan. Padahal, masyarakat sangat membutuhkan berfungsinya secara optimal setiap bendung yang ada.

Betapa tidak, pintu-pintu air yang ada di tiap bendung berfungsi untuk mengatur distribusi air.

Selain itu, kata Daddy peran para petugas lapangan di setiap sub-unit pelayanan (SUP) amat membantu. Kondisi itu masih diperparah dengan tidak adanya pengatur naik-turunnya pintu air.

"Saya yakin masih banyak pintu air yang kondisinya seperti ini di UPTD PSDA lainnya. Kalau kita mau menjadi lumbung padi nasional, hal seperti ini seharusnya jangan sampai terjadi," tambahnya.

Jabar sudah memiliki Perda Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Kemandirian Pangan Daerah. Jangan sampai penegakan perda tersebut hanya ditunjang dengan gedebong pisang.

Baca Juga:DPRD setujui-raperda-perubahan-apbd-jabar-ta-2020-menjadi-perda

Kita juga harus memperhatikan nasib masyarakat petani kita yang benar-benar membutuhkan air. Sejatinya pintu air seperti itu amat berguna untuk menjaga ketinggian permukaan air sehingga dapat terbagi dengan lebih lancar. Apalagi air amat dibutuhkan untuk sawah-sawah. Bisa dibayangkan jika kondisinya seperti itu…..oh nasib.

"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana di provinsi lain. Ini cermin buruk pengelolaan sumberdaya air kita. Ini PR serius untuk Pemprov Jabar. Masa sih di provinsi yang menjadi lumbung padi nasional pintu airnya terbuat dari gedebong pisang?" pungkas dewan dari daerah pemilihan Cirebon-Indramayu tersebut.

Baca Juga:

(Ida)