Bandung, Beritainspiratif.com - Pemerintah Kota Bandung kembali memperpanjang penerapan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional hingga 26 Juni 2020 mendatang.

Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan, perpanjangan tersebut merupakan hasil dari kajian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang menyatakan Kota Bandung masih ada dalam zona kuning atau diangka 5.

"Sebelumnya itu di angka empat, hari ini naik jadi lima (nilai status zona). Oleh karena itu kita akan melanjutkan PSBB proporsional hingga 26 Juni, mudah-mudahanan kita ubah zona, dari kuning ke biru," ucap Oded, saat jumpa pers di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana Jumat (12/6/2020).

Baca Juga:Kereta Api Mulai Beroperasi

Menurutnya, jika Kota Bandung ingin lepas dari PSBB, maka harus naik ke angka 6 atau berada di zona biru. Pihaknya meminta kepada warga Kota Bandung untuk disiplin dan mematuhi protokol kesehatan.

Lebih lanjut Oded mengatakan, saat ini angka reproduksi Covid-19 (indeks penularan) di Kota Bandung masih fluktuatif. Sebelumnya, Kota Bandung sempat berada di angka 4 tingkat reproduksi Covid-19.

Baca Juga:PSBB Jabar Diperpanjang Hingga 26 Juni

Namun pada beberapa waktu lalu, angka reproduksi tersebut turun hingga 0,56. Namun pada Kamis 11 Juni 2020 kemarin, angkanya naik menjadi 1,09.

Oded mengatakan, angka reproduksi yang fluktuatif menjadi salah satu faktor PSBB proporsional diperpanjang. Meski diperpanjang.

Oded menyampaikan ada perluasan pelonggaran pembatasan, diantaranya, pusat perbelanjaan, mal, hotel, dan sejumlah sektor pariwisata. Sektor yang mendapat pelonggaran tetap masih dibatasi diangka 30 persen.

"Mal boleh dibuka, tapi tempat hiburannya belum boleh. Sektor pariwisata boleh, tapi hanya yang outdoor. Namun kebun Binatang belum boleh buka," katanya.

Baca Juga:Terminal Bus Leuwipanjang dan Cicaheum Dibuka Kembali

Keputusan untuk melakukan pelonggaran di bidang ekonomi, menurut Oded jika Covid-19 berkepanjangan, pertumbuhan ekonomi 2020 Kota Bandung diprediksi bisa mencapai (minus) -0,47%.

"Saat ini, pertumbuhan ekonomi kita berada di angka berkisar 3,5%. Salah satu penyebabnya adalah karena pandemi ini berdampak pada penurunan daya beli rata-rata sebesar 30%, membuat ketahanan keluarga relatif lebih lemah dan dampak yang beragam,"pungkasnya.

(Mugni)