Yudo Anggoro, Ph.D. : Ciptakan Iklim Bisnis yang Menjual di Tengah Krisis



Bandung, Beritainspiratif.com - Jika di podcast sebelumnya, Yudo Anggoro, Ph.D. membeberkan fakta mengenai bagaimana kemampuan kompetisi di Indonesia secara makro – perekonomian negara, infrastruktur, layanan kesehatan, pendidikan, dan lainnya, pada sesi yang kedua beliau lebih berkonsentrasi pada sector mikro yakni bisnis dan masyarakat.

Krisis memang merupakan sebuah kondisi yang menyulitkan semua pihak, namun pada kondisi ini justru setiap orang dituntut untuk menjadi kreatif dan fleksibel untuk bertahan hidup. Sama halnya dengan kemampuan kompetisi, sebelum adanya krisis, persaingan bisnis menuntut inovasi dan kreativitas, saat krisis hadir, tentu hal ini semakin menjadi poin yang sangat menentukan.

Yudi Anggoro, Ph.D. (Deputy Director of Jakarta Campus) menyampaikan kepada SBM ITB melalui SBM ITB Talks, ada 3 hal bagaimana mempertahankan kemampuan bersaing di tengah krisis.

Membuat Rencana Mitigasi

Yudo Anggoro, Ph.D mengungkapkan, “Life after Crisis will not be te same life like before.” Hal ini benar-benar harus diperhatikan Hal-hal seperti prosedur penanganan Covid-19 pada layanan kesehatan, proses pembayaran yang semakin menjunjung metode cashless, dan setiap pelayanan di bisnis apapun yang harus disesuaikan dengan keamanan dan kesehatan seperti menjaga jarak aman, layanan siap antar untuk mengurangi pergerakan ke luar rumah, dan sebagainya.

Kebutuhan Digital

Setelah Covid-19 hadir dan menyerang beberapa negara, hampir seluruh dunia berputar arah dari aktivitas offline menuju online.

Teknologi digital begitu maksmal dimanfaatkan karena mayoritas masyarakat dan golongan di negara-negara dunia memanfaatkan teknologi ini untuk dapat tetap hidup dan bekerja dari rumah.

Maka dari itu, kebutuhan akan data, jaringan internet, bandwidth, dan kebutuhan digital lainnya harus lebih ditingkatkan karena bila berbicara tentang data, minimal 50% proses bisnis berpindah dari sistem offline ke platform online.

Menciptakan Iklim Bisnis yang “Menjual”

Poin yang terakhir ini berkaitan dengan perang dagang yang masih terjadi hingga hari ini. Di tengah krisis, kolaborasi antar perbisnis bahkan antarnegara akan semakin meningkat karena semua negara mengalami kondisi yang sama sehingga saling memutuhkan satu sama lain.

Sekarang kita, secara umum Indonesia dan secara khusus pebisnis, harus mulai memikirkan bagaimana secara aktif mempromosikan dan tentunya membentuk iklim bisnis yang membuat para investor tergiur untuk berinvestasi di begara dan bisnis kita apalagi di tengah perang dagang seperti saat ini.

“Beberapa waktu yang lalu saya mendengar berita kalau Kota Brebes dijadikan lokasi prospektif oleh sebuah perusahaan otomotif Amerika untuk membangun pabriknya, karena di Brebes terdapat banyak sekolah kejuruan, biaya hidup yang rendah, juga lahan kosong yang bisa dijadikan lahan,” Yudo Anggoro mencoba menjelaskan hal ini dengan contoh nyata di Idonesia.

Selain itu Yudo menjelaskan bahwa sebagai sebuah negara, kita juga perlu untuk terbuka pada negara-negara lain dengan tidak lupa meningkatkan potensi diri untuk meningkatkan pamor negara kita di mata negara lain yang lebih maju.

(Yanis/Rilis)

Berita Terkait