West Java Festival 2019 Angkat Branding Smailing West Java



Bandung,Beritainspiratif.com - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, awal November 2019 ini menggelar West Java Festival di halaman gedung Sate kota Bandung.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian ahir peringatan Hari Ulang Tahun ke 74 Provinsi Jawa Barat.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Iwan Darmawan mengatakan, kegiatan festival melibatkan 10 Dinas dan Swasta, digelar selama 3 hari pada tanggal 1-3 November 2019.

Tujuannya untuk neningkatkan citra pariwisata Jawa Barat, dengan branding Smailing West Java, sebagai pencerminan dari "Someah Hade ka Semah".

"Kegiatan ini untuk meningkatkan brand pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat," kata Iwan pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di gedung Sate kota Bandung, Rabu (30/10/2019).

Iwan menjelaskan melalui kegiatan festival ini, pihaknya berharap terjadi perputaran uang di lokasi acara dan sekitar lokasi hingga Rp5 milyar.

Segmen pasarnya 70 persen adalah milenial, dengan target pengunjung sekitar 25 ribu orang.

Karena itu konsep festival lebih kearah permainan warna dan ornamen. Dan yang menonjol, ada venue island diantaranya Jepang, Arab Saudi dan Nusantara.

"Untuk mencapai target pengunjung sebanyak itu, kami bekerjasama dengan masyarakat yang memiliki aplikasi 4.0," imbuhnya.

Festival tahun ini lanjut Iwan akan dimeriahkan dengan karnaval kebudayaan dari perwakilan kabupaten/kota dan provinsi Jawa Barat. Selain itu, ada juga kegiatan makan ikan, minum berbagai varian kopi dan pembagian madu secara gratis.

"Ada buah-buahan lokal dan ikan serta produk dari binaan dinas yang bisa dimakan gratis," katanya.

Pada kesempatan yang sama Marintan Sirait dari Tim Akeselerasi Jabar Juara (TAJJ) Kebudayaan menuturkan, dari aspek budaya WJF tahun ini menampilkan Ega Robot yang akan mengangkat seni tradisi dalam perspektif kekinian.

Selain itu ada pula Nani Topeng Losari, tari topeng yang sangat kegendaris dari Cirebon. "Bahkan ada komunitas Ketuk Tiluan dari rumpun Indonesia, dengan melibatkan sekitar 700 perempuan," kata Marintan.

Ia menambahkan, festival juga ramah terhadap kaum difabel. "Festival ini memiliki aspek ramah terhadap kaum difabel. Jadi seluruh acara, diikuti dengan keterangan dalam bahasa isyarat," ucapnya. (Ida)

Berita Terkait