Timsus 1901 Juara Serukan Kampanye Positif



Cirebon, Beritainspiratif.com - Ditangkapnya 3 orang perempuan yang diduga melakukan kampanye hitam secara door to door di Karawang, menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak.

Seperti Ketua Timsus 1901 Juara Kabupaten Cirebon Masyhuri Abdul Wahid, yang mengaku turut menyesalkan peristiwa tersebut.

Menurut mantan wartawan yang akrab dipanggil Uyi ini, kampanye hitam justru menjadi metode andalan pihak-pihak tertentu.

"Fenomena kampanye hitam ini muncul karena banyak faktor. Yang paling utama adalah karena tidak kuatnya profil calon yang didukung, sekaligus sangat kuatnya calon lawan," terang Uyi, Kamis (28/2/2019).

Dua hal tersebut, menurut Uyi, terjadi bersamaan sehingga efeknya, tim dilapangkan menemui kebuntuan.

"tim lapangan menjadi tidak kreatif karena kelebihan calon yang didukung relatif tidak ada, sementara calon kompetitor sangat kuat. Kebuntuan inilah yang melahirkan kampanye hitam," jelas Uyi.

Di Timsus 1901 Juara, menurut Uyi sudah ada SOP dalam melakukan Door to Door Campaign (DTDC). Seluruh kordinator kecamatan dan kordinator desa sudah mendapat pembekalan memadai mengenai materi yang akan disampaikan ke masyarakat.

"Rambu-rambu pertama adalah fokus pada calon yang diusung. Ibarat sales, kami 'jualan' menyampaikan kelebihan yang ada di pasangan 01 dan tidak membahas kompetitor. Ini jauh lebih mudah karena banyak program dari Jokowi yang sudah dirasakan masyarakat hingga ke tingkat bawah," paparnya.

Jadi, menurut Uyi, di Timsus 1901 sendiri mengandalkan metode kampanye positif." Kalaupun tim lapangan bertemu dengan pendukung lawan, kita menghindari perdebatan. Karena yang kami cari adalah simpati masyarakat. Bukan menang-menangan debat," tambahnya.

Metode kampanye positif, menurut Uyi sangat baik bagi peningkatan kualitas pemilu itu sendiri. Masyarakat akan tercerahkan dengan program dan visi misi masing-masing calon. "Selain itu, kampanye positif juga menjadi pendidikan politik bagi pemilih untuk menjatuhkan pilihan secara rasional, bukan semata-mata emosional fanatis. Ujung-ujungnya, Pemilu menjadi berkualitas, masyarakat menjadi cerdas dan demokrasi akan semakin bernas," pungkasnya.

(Dekur)

Berita Terkait