Seni Ukir Kayu Hasil Karya Pemuda Gegesik, Cirebon Siap Bersaing



Cirebon,Beritainspiratif.com - Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon sebagai kampung seni Cirebon, tidak diragukan lagi, pasalnya darah seni dikalangan generasi muda pun terus mengalir dengan baik.

Seperti sanggar Jati Sampurna, dikomandoi DedebBahrudinsyah, sanggar ini mampu mencetak generasi muda yang menggeluti karya seni ukir kayu dan mampu bersaing dengan ukiran Jepara.

Sanggar anak muda yang sudah dua tahun berjalan, dalam menggeluti karya seni ukir kayu. Berbagai pola sudah dibuat karya seni ukir kayu relif ornamen tokoh pewayangan yang sudah dibuat dalam kayu jati, serta berbagai karakter ornamen lainnya.

Sanggar ini juga mampu membawa anak-anak muda Gegesik Kulon, untuk membuat karya seni ukiran kayu yang indah dengan berbagai pola dan mampu bersaing dengan ukiran daerah lainnya.

Kepada sejumlah awak media, Dede mengakui kalau sanggar yang dipimpinnya sangat kesulitan dalam pemasaran dan permodalan saat ada banyak pemesan, sanggar yang di dalamnya para anak muda itu harus pontang panting untuk mencari permodalan saat ada pesanan.

“Saat ada pemesan yang ingin membuat ukiran kayu dari kayu jati, kami harus mencari modal dulu untuk membeli bahan baku kayu jati terlebih dulu, apa lagi bahan baku kayu jati sangat mahal harganya, belum lagi peralatannya,” Ujar Dede, Senin (15/7/2019)

Namun karena kekompakan dengan rekan-rekannya ia bersama teman-temannya bisa bertahan selama lima tahun sekarang meski tidak pernah tersentuh pemerintah daerah. Kami harus memberikan yang terbaik untuk para pelanggan yang membuat ukiran kepada dirinya. Dijelaskannya tidak sedikit para pemesan dari luar jawa seperti Kediri Banyuwangi yang sudah datang untuk memesan ukiran buatannya. Berbagai onamen sudah dibuat seoerti mega mendung, pewadasan dan lannya.

Lanjut Dede, satu ukiran yang dibuatnya bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berbulan - bulan tergantung kerumitan karakter yang akan dibuat. Semisal untuk ukiran tokoh pewayangan seperti Arjuna harus dibuatnya hingga satu bulan lebih.

“Hargga juga kita jual berfariatif tergantung ukuran dan kerumitan ukiran yang dibuat. Dari mulai harga 400 ribu bahkan ada hingga yang mencapai 10 juta. Untuk pemasaran sampai saat ini masih menggunakan media sosial,” katanya.

Ia sangat berharap kepada pemdes dan pemerintah daerah agar bisa membantu dalam segala hal pada sanggar yang digelutinya, baik itu permodalan maupun pemasaran yang selama ini hanya menggunakan media sosial facebook. (Dekur)

Berita Terkait