11 Metode Pengolahan Sampah ORGANIK yang Diterapkan di Kota Bandung

Foto: Istimewa


Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Dharmawan selaku Ketua Satgas Penanganan Sampah Kota Bandung, menargetkan pengurangan sampah minimal 30 persen ke TPS, dari masing-masing Kecamatan dan Kelurahan.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara yang berlangsung di Pendopo Kota Bandung, pada Minggu 27 Oktober 2024 malam.

Ia menegaskan, bahwa tagline "Tidak dipilah tidak diangkut" telah dimulai sejak hari Senin pada 28 Oktober 2024

"Kunci suksesnya adalah pemilahan sampah di rumah tinggal atau sumber, dan di setiap cluster, yang apabila optimal maka setengah masalah sudah teratasi," jelasnya.

Sampah organik, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber daya dan dapat meningkatkan ekonomi yang berharga bagi masyarakat, dan Kota Bandung sendiri telah mengadopsi berbagai metode inovatif untuk mengelola sampah organik.

Baca Juga: Berlaku Mulai 28 Oktober 2024 Sampah di Kota Bandung 'Tidak Dipilah Tidak Diangkut'

Berikut 11 metode pengolahan sampah organik yang telah diterapkan di Kota Bandung, dari berbagai sumber.

1. Biodigister
Alat yang mengubah sampah organik menjadi biogas (gas metana) melalui proses fermentasi tanpa oksigen. Gas ini bisa dimanfaatkan sebagai energi, seperti untuk memasak.

2. Biopori
Lubang kecil di tanah yang berfungsi untuk menyerap air hujan dan mempercepat penguraian sampah organik yang dimasukkan ke dalamnya. Selain itu, biopori juga membantu memperbaiki kesuburan tanah.

3. Takakura
Metode kompos sederhana menggunakan keranjang yang diisi sampah dapur. Sampah tersebut akan diuraikan menjadi pupuk kompos yang kaya nutrisi bagi tanaman.

4. Bata Terawang
Teknik pengelolaan sampah organik dengan menempatkannya di ruang khusus yang memungkinkan udara masuk, sehingga proses pembusukan lebih cepat terjadi.

Baca Juga: Wargi Kota Bandung, Sampah Plastik dari Swalayan Jangan Dibuang, Segini Harganya!

5. Loseda (Lodong Sesa Dapur)
Lubang yang digali di tanah untuk menempatkan sampah organik agar bisa terurai menjadi kompos secara alami.

6. Wasima (Wadah Sisa Makanan)
Wadah yang digunakan untuk mengumpulkan sisa makanan, yang kemudian diolah menjadi kompos atau pakan ternak.

7. Komposter
Alat atau wadah yang dirancang untuk mengolah sampah organik menjadi kompos dengan sistem tertutup, meminimalkan bau dan mempercepat proses pembusukan.

8. Maggotisasi
Proses penguraian sampah organik menggunakan larva lalat Black Soldier Fly (maggot), yang sangat efektif dan cepat dalam mengurangi volume sampah.

Baca Juga: Mudah! Begini Cara Mengolah Sampah Organik yang Benar dengan KANG EMPOS

9. Ekoenzim
Cairan yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik seperti kulit buah dan sayuran. Ekoenzim bisa digunakan sebagai pembersih alami dan ramah lingkungan.

10. Open Windrow
Metode kompos terbuka dengan cara sampah organik ditumpuk di udara terbuka dan dibiarkan terurai secara alami dengan bantuan mikroorganisme.

11. Kang Empos

Merupakan metode pengolahan sampah organik yang menggunakan sarana berupa Ember, Kompos, Tanah, Karung, dan Gabah/sekam (unsur coklat).

Sarana ini disiapkan untuk pengomposan 2 putaran, hingga berikutnya memanfaatkan hasil dari 2 putaran tersebut.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

(YI) 

-Tol Dalam Kota Bandung (BIUTR) Mulai Dibangun Tahun 2026, Ini Rutenya!

-Pemkot Bandung Segera Luncurkan Regulasi Jam Masuk Kerja dan Sekolah

-Daftar Lengkap! Susunan Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran

Berita Terkait