Monumen Tokoh Panutan Jenderal Pol HOEGENG Diresmikan di Pekalongan

Jenderal Pol Hoegeng Iman Santoso Kapolri ke-5 periode 15 Mei 1968 - 2 Oktober 1971 / Wikipedia-IST


BERITAINSPIRATIF.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meresmikan monumen Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu, 11 November 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono serta seluruh lapisan elemen masyarakat dan pihak terkait lainnya.

“Alhamdulillah baru saja kita melaksanakan rangkaian kegiatan, salah satunya adalah peresmian monumen Jenderal Hoegeng Iman Santoso,” kata Sigit kepada wartawan usai meresmikan monumen tersebut.

Menurut Sigit, didirikannya monumen tersebut untuk menginspirasi keteladanan Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso sebagai Insan Bhayangkara yang jujur, sederhana dan berintegritas.

“Dimana kegiatan ini tentunya dikandung maksud bahwa Polri memiliki tokoh idola dan panutan mantan Kapolri yang saya kira sudah dikenal masyarakat, juga dikenal di lingkungan Polri dan tentunya juga beliau dengan sosok yang luar biasa tadi kita telah mendengarkan testimoni yang ada, beliau adalah seorang yang jujur, yang berani dan juga mengambil keputusan untuk menjadi seorang abdi negara yang kemudian di dalam kehidupannya banyak nilai-nilai yang beliau ajarkan bahwa melakukan sesuatu menjadi teladan itu tidak mudah, namun itu dilakukan,” ujar Sigit.

Baca Juga: 6 Tokoh Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2023 dari Presiden RI

Oleh karena itu, Sigit menegaskan, segala bentuk keteladanan yang diwariskan oleh Jenderal Hoegeng harus terus diteladani oleh generasi penerus bangsa serta seluruh personel kepolisian saat ini maupun masa mendatang.

“Sehingga kemudian tentunya kami yang muda-muda melihat beliau sebagai tokoh panutan, teladan yang harus kita warisi keteladanannya, kejujuran, keberaniannya. Dan nilai-nilai lain yang tentunya ini menjadi sangat penting untuk generasi polisi baik yang sekarang maupun akan datang,” ucap Sigit.

Dalam kesempatan ini, Kapolri juga sempat berdialog melalui virtual dengan Meriyati Roeslani atau Meri Hoegeng, istri mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso.

Pada dialognya, Eyang Meri sapaan akrabnya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan jajaran yang telah meresmikan monumen Jenderal Hoegeng. Menurut Eyang Meri, Pekalongan merupakan daerah yang memiliki sejarah historis yang manis.

“Pak Listyo saya banyak banyak terima kasih atas hal yang dikerjakan. Sungguh besar pastinya karena Pekalongan membawa pesan yang manis bagi saya. Dan pak Listyo saya minta semua anggota Bhayangkara-Bhayangkari agar menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Terus menolong dan berbagi. Kami juga memohon selalu senyum dan kami hanya bisa bilang satu pak Listyo titip Polri, terima kasih,” tutur Eyang Meri.

Menanggapi hal itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menegaskan, akan berusaha semaksimal mungkin untuk terus meneladani sosok panutan Jenderal Hoegeng.

“Terima kasih Eyang Meri kami semua mendengar apa yang baru saja dipesankan dan disampaikan oleh Eyang Meri. Tentunya kami menyadari tidak mudah untuk menjadi seorang Hoegeng Iman Santoso. Namun kami yakin generasi muda akan berusaha semaksimal mungkin untuk teladani Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Kami tentunya berdoa bahwa kedepan, saat ini dan di hari yang akan datang akan lahir Hoegeng baru. Mohon doanya,” tutup Sigit.

Baca Juga: Beroperasi Sejak 29 Oktober, BANDARA KERTAJATI Sudah Layani 17.000 Penumpang

Profil Singkat:

Dikutip dari berbagai sumber, Jenderal Pol Hoegeng Iman Santoso merupakan Kapolri ke-5 yang diangkat pada periode 15 Mei 1968 - 2 Oktober 1971. 

Ia merupakan seorang polisi yang terkenal akan integritas dan kejujurannya.

Ada tiga polisi yang tak bisa disuap: patung polisi, polisi tidur, dan polisi Hoegeng (mantan presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid).

Hoegeng Iman Santoso lahir pada tanggal 14 Oktober 1921 di Pekalongan, dari pasangan Soekarjo Kario Hatmodjo dan Oemi Kalsoem.

Ayahnya merupakan seorang jaksa di Pekalongan dan memiliki dua adik perempuan, yaitu Titi Soedjati dan Soedjatmi.

Hoegeng menikah dengan seorang perempuan bernama Meriyati Roeslani (lawan mainnya di “Sandiwara Radio Saija dan Adinda” yang disiarkan oleh radio Angkatan Laut, Udara, Darat serta RRI Yogyakarta) Mereka dikaruniai dua anak perempuan dan satu anak laki-laki. 

Hoegeng wafat dalam usia 82 tahun pada  14 Juli 2004  di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat karena stroke yang dideritanya dan dimakamkan di Taman Makam Giri Tama, Tajurhalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Makam Keluarga).

Pemerintah telah menyediakan makam Hoegeng di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Namun istri dan anak-anaknya menolak tawaran tersebut. Dari pengakuan Aditya, putra kedua Hoegeng, ayahnya berwasiat untuk dimakamkan bersama keluarganya.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

(YI) 

Baca Juga:

-Berita Liputan Lainnya di Video Youtube Bicom

-Terbesar Kedua di Indonesia! Bandara Kertajati Sudah Beroperasi Penuh, Ini Rutenya

-Cacar Monyet Sudah Masuk Kota Bandung, Begini Cegah Penularannya!

-Usung Desain GARUDA, Pembangunan Gedung BANK INDONESIA di IKN Dimulai

-Tiket Kereta Api untuk Libur Natal dan Tahun Baru 2024 Sudah Dibuka

-Pemkot Bandung Gelar Pasar Murah di 30 Kecamatan, Ini Jadwalnya!

-Kenali, Inilah 27 NAMA JALAN BARU di Kabupaten Garut

Berita Terkait