Pembangunan RS UNPAD JATINANGOR Dimulai, Target Beroperasi Januari 2024

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti bersama Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil, Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Arief Yahya, Ketua Senat Akademik Unpad Prof. Ganjar Kurnia, serta Rektor ke-11 Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad melakukan groundbreaking pembangunan tahap pertama Gedung RS Unpad yang berlokasi di kampus Jatinangor, Jumat (17/3/2023). (Humas Unpad/Foto: Dadan Triawan)


Jatinangor, Beritainspiratif.com - Universitas Padjadjaran secara resmi memulai pembangunan tahap pertama gedung Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Padjadjaran atau RS Unpad yang berlokasi di Kampus Jatinangor. Pembangunan ditandai dengan pelaksanaan groundbreaking pembangunan tahap pertama gedung RS Unpad di Kampus Unpad, Jatinangor, Jumat (17/3/2023).

Dikutip laman resmi Unpad, pelaksanaan groundbreaking dilakukan Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti, Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil, Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Arief Yahya, Ketua Senat Akademik Unpad Prof. Ganjar Kurnia, serta Rektor ke-11 Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad.

Dalam sambutannya Rektor mengatakan, pembangunan RS Unpad merupakan cita-cita lama yang digulirkan Unpad. Dengan dukungan berbagai pihak, salah satunya Pemprov Jabar, pembangunan RS Unpad kemudian bisa terealisasi.

“Untuk pembangunan tahap pertama ini Unpad mendapatkan hibah sebesar Rp 60 Miliar dari Pemprov Jabar. Nilai dari RS yang kita bangun tahap pertama ini kurang lebih Rp 115 miliar. Jadi ini betul-betul rumah sakit kemitraan Unpad dan Pemprov Jabar,” kata Rektor.

Baca Juga: LUAR BIASA! Satu Keluarga Ini Semua Sukses Berprofesi Sebagai Dokter

Hal penting dari pembangunan RS Unpad adalah mengimplementasikan kebermanfaatan Unpad kepada masyarakat.

Rektor mengatakan, Unpad bertanggung jawab meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat Jabar, sehingga diharapkan rumah sakit ini akan bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat Jabar, tetapi juga masyarakat Indonesia.

Nilai tambah dari RS Unpad adalah memiliki SDM yang baik dan didukung dengan riset terbarukan.

“Kami berani lakukan ini karena Unpad memiliki SDM yang sangat luar biasa bagus. Rumah sakit ini akan bisa dipoerasikan dengan sebagian besar SDM milik Unpad. Kami sangat yakin sustainability-nya karena SDM yang dimiliki unpad luar biasa,” paparnya.

Untuk tahap berikutnya, RS Unpad akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Kelas A dengan kapasitas 900 tempat tidur. Sumber dana pembangunan tahap berikutnya akan berasal dari skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Baca Juga: Daftar Kabupaten/Kota dan Provinsi Penerima Penghargaan APBD Award 2023

Sementara itu, Ridwan Kamil menyampaikan, pembangunan RS Unpad diharapkan dapat mengurangi rasio kekurangan infrastruktur kesehatan di Indonesia. Jabar menurutnya kekurangan 20 – 30 persen rumah sakit.

Adanya RS Unpad ini diharapkan dapat mengurangi rasio kekurangan rumah sakit tersebut. Mengenai tantangan untuk membangun dengan skema KPBU, Ridwan Kamil optimistis pembangunan tahap selanjutnya akan menarik banyak pihak untuk berkolaborasi melalui skema tersebut.

“Bisnis nomor satu yang paling disukai saat ini adalah RS. Cash flow-nya terukur, makanya jangan khawatir, tahap 2 berikutnya tanpa dana negara saya yakin cari investor tidak susah,” kata Ridwan Kamil.

Baca Juga: Wow..Mantap! RW 10 Dago Cairkan Tabungan di Bank Sampah Rp28,7 Juta

Senada dengan Ridwan Kamil, Arif Yahya juga mengatakan, selain memberikan manfaat meningkatkan kualitas kesehatan, RS Unpad juga diyakini akan memberikan keuntungan di sisi proses bisnis. 

“Jadi secara in short sangat menguntungkan, tidak sekadar tridarma. Semoga punya nilai sosial yang bagus, lingkungan bagis, dan ekonomi yang bagus,” kata Arief.

Tidak hanya melakukan pelayanan kesehatan masyarakat, RS Unpad akan mengembangkan tiga pusat unggulan, meliputi Trauma Center, Stunting Center, dan Infection Center. 

Pusat unggulan Trauma Center karena kondisi sosial Jatinangor yang di sekitarnya banyak beroperasi pabrik besar dengan risiko kecelakaan kerja tinggi. Pusat stunting dibangun untuk mendukung upaya pemerintah dalam menangani permasalahan stunting, khususnya di Jabar.

Sementara pusat kajian infeksi dikembangkan karena penyakit infeksi masih menjadi masalah di Indonesia. Menurut rencana, pembangunan tahap pertama ini akan selesai di akhir tahun 2023 dan ditargetkan beroperasi pada Januari 2024.*

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News

(Yanis) 

Baca Juga:

-Berita Liputan Lainnya di Video Youtube Bicom

-112 Akan Jadi Nomor Tunggal Layanan Kegawatdaruratan di Kota Bandung

-Jadwal Pasar Murah Jelang Ramadan, di 30 Kecamatan Kota Bandung

-Kota Bandung Buka Layanan Pemeriksaan Hewan Gratis, Daftar via Online
-LUAR BIASA! Satu Keluarga Ini Semua Sukses Berprofesi Sebagai Dokter

-Beli Gas LPG 3 Kg Wajib Pakai KTP dan Terdaftar di Database Pangkalan

Berita Terkait