Pendidikan Keuangan Perlu Dilakukan Sedini Mungkin

Survei OJK Tahun 2021, Indeks Literasi Keuangan di Indonesia Masih 38,03%

Ilustrasi / (Istockphoto)


BERITAINSPIRATIF.COM - Banyak masalah keuangan yang dihadapi masyarakat Indonesia dapat dihindari jika pendidikan keuangan diajarkan lebih awal di sekolah. Ilmu tersebut dapat membantu menciptakan landasan bagi siswa untuk membangun kebiasaan yang kuat sejak dini dan menghindari banyak kesalahan yang mengarah pada masalah keuangan di sepanjang hidupnya.

Kurangnya pendidikan keuangan di Indonesia ini terbukti memiliki efek yang signifikan. Kita telah melihat banyak orang Indonesia yang literasi keuangannya cenderung “kurang” akan kesulitan dengan manajemen keuangan mereka; yang pada akhirnya akan menyebabkan banyak orang memiliki utang dan tidak mempunyai tabungan untuk hari tua. Pada akhirnya mengakibatkan orang-orang tidak dapat membeli rumah atau dalam beberapa kasus khusus akan hidup di bawah garis kemiskinan.

Survey OJK

Hal tersebut didukung oleh survei yang dilakukan oleh OJK (otoritas jasa keuangan) pada tahun 2021 yang menunjukan bahwa indeks literasi keuangan di Indonesia sebesar 38,03% dan indeks inklusi keuangan sebesar 76,19%.

"Survei tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya belum sepenuhnya memahami  karakteristik berbagai produk dan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal," tulisnya.

Pentingnya Pendidikan Keuangan

Dengan adanya pendidikan keuangan di sekolah, kita berharap pendidikan keuangan yang baik akan menghasilkan kehidupan yang lebih baik pula bagi para siswa dan siswi di masa depan. Contohnya, Harvey pada penelitiannya tahun 2019 mengatakan bahwa pendidikan keuangan yang baik dapat mengurangi kemungkinan kalangan dewasa untuk berutang dan memiliki korelasi positif dengan akumulasi aset pada usia 25 tahun.

"Berkaca pada fakta tersebutlah yang menjadi alasan betapa pentingnya pendidikan keuangan sedini mungkin di sekolah. Remaja dan anak-anak yang sudah mempunyai skill literasi keuangan yang cukup akan mampu membedakan mana pembelian yang menjadi kebutuhan (need) dan mana pembelian yang hanya sekedar keinginan (want),"

Mungkin sementara ini kelas khusus untuk pendidikan keuangan belum menjadi perhatian utama bagi para pemangku kebijakan, terutama ketika waktu belajar di kelas terpotong di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

Walaupun kehancuran keuangan dan berbagai macam kesulitan yang dialami banyak orang di Indonesia selama krisis COVID-19 ini tidak dapat dihindari, namun jika kita telah mengimplementasikan pendidikan keuangan sedari dulu mungkin kita dapat sedikit mengurangi efek dari krisis COVID-19 yang sekarang sudah mulai mereda ini.

Memang, Pendidikan keuangan bukanlah satu-satunya instrument stabilitas keuangan dan mobilitas ekonomi di negara kita. Namun tetap saja pendidikan keuangan adalah salah satu hal yang sangat penting jika kita ingin membantu orang-orang untuk maju dalam kehidupan mereka.

Penulis: Arfandio Altan, Mahasiswa Semester VI FEB Universitas Negeri Malang Tahun 2022.

(AA)

Baca Juga: 

Berita Terkait