Naik Motor Trail, Kepala BNPB Tinjau Lokasi Terdampak APG Gunung Semeru

Foto : Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (depan) mengendarai sepeda motor jenis trail saat meninjau lokasi terdampak awan panas guguran Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin(6/12). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Danung Arifin)


LUMAJANG, BERITAINSPIRATIF.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Jembatan Gladak Perak, Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Kepala BNPB mengendarai sepeda motor jenis trail menuju ke lokasi, mengingat medan tidak dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda empat.

Di sepanjang jalan menuju lokasi, Kepala BNPB melihat banyak kerusakan vegetasi berupa pohon tumbang dan material vulkanik yang menutupi jalan hingga ketebalan kurang lebih 30 sentimeter. Beberapa bangunan di sepanjang jalan yang berada di lembah Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan juga mengalami kerusakan terdampak awan panas guguran.

Baca Juga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang 7-23 Desember 2021

Sesampainya di ujung jalan yang tidak dapat dilalui lagi, Kepala BNPB yang didampingi Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah beserta unsur Korem setempat berhenti dan melihat Jembatan Gladak Perak yang rusak dan putus. Jembatan Gladak Perak tersebut menjadi penghubung antara Kabupaten Lumajang menuju Malang.

Di lokasi itu, Kepala BNPB akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera mengambil tindakan percepatan penanganan dan pemulihan bencana yang ditimbulkan oleh erupsi Gunung Semeru.

“BNPB akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk segera menangani ini,” jelas Suharyanto.

Di samping itu, Kepala BNPB juga memerintahkan seluruh unsur TNI, Polri dan lintas instansi gabungan agar memastikan tidak ada masyarakat di wilayah itu. Hal itu untuk mengantisipasi adanya awan panas guguran susulan Gunung Semeru yang masih berpotensi terjadi sewaktu-waktu.

“Jangan sampai ada masyarakat di area ini ya. Masih berbahaya,” pungkas Suharyanto.

(Ist)

Baca Juga:

Kawah Putih Ciwidey, Sejarah Wisata Alam di Kaki Gunung Patuha

Jelang Natal dan Tahun Baru, Kota Bandung Diperketat

Anggota DPRD Jabar, Buky Wibawa Serap Aspirasi Masyarakat Sukamiskin Juara

Revitalisasi Jadi Type A, Terminal Leuwipanjang Akan Terlihat Seperti Bandara

WHO: 6 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Varian COVID-19 Omicron

Forum RW Kota Bandung Akan Menggelar Muskot Maret 2022

Inmendagri Baru Terbit, Berlaku sampai 13 Desember, Inilah Level PPKM di Jawa Bali

Inmendagri Natal dan Tahun Baru Terbit, Begini Aturan PPKM Level 3

Berita Terkait