Jemput Bola, Dinkes Kota Bandung Gelar Skrining Tuberkulosis di 60 Kelurahan

Tim Dinkes Kota Bandung dan UPT Puskesmas Arcamanik saat melakukan skrining integrasi TB dan PTM di Kelurahan Sukamiskin, Kamis (25/11/2021) Foto: KIM Sukamiskin -Bicom


Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Dinas Kesehatan Kota Bandung bekerja sama dengan UPT Puskesmas Arcamanik menggelar Skrining Integrasi TB dan PTM bagi warga kelurahan Sukamiskin bertempat di Aula Kantor Kelurahan Sukamiskin Jalan Pacuan Kuda Kota Bandung, Kamis (25/11/2021).

Halodoc menulis, TB (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TBC adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu, biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah.

Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Arcamanik Dokter Risca mengungkapkan Skrining melalui pengecekan kesehatan ini bertujuan untuk pencarian kasus baru TB/TBC, dengan cara jemput bola dengan mendatangi masyarakat salah satunya di Kelurahan Sukamiskin.

Baca Juga: Pemkab Sumbawa Studi Tiru UMKM dan Tata Kelola Kota ke Pemkot Bandung

*Dokter Ira (kiri) Dinkes Kota Bandung dan Dokter Risca (kanan) Kepala UPT Puskesmas Arcamanik Kota Bandung

Sementara itu di temui Beritainspiratif.com Kamis (25/11/2021) di Kantor Kelurahan Sukamiskin Kota Bandung, penanggungjawab pelaksanaan skrining integrasi TB dan PTM Dokter Ira dari Dinas Kesehatan Kota Bandung mengungkapkan, bahwa selama ini pelaksanaan pemeriksaan TB/TBC dilakukan pasien di Puskesmas lalu baru dilakukan diagnosa. Untuk saat ini cara tersebut tidak lagi dilakukan karena mengakibatkan penanganannya akan terlambat.

“Sekarang kita turun ke masyarakat, kita skrining ke masyarakat karena penyakit yang diderita oleh masyarakat kadang-kadang ada yang tidak bergejala atau biasa kita sebut TB laten,” jelas Dokter Ira.

“Jadi sekarang kita coba cari sebenarnya, ada tidak pengidap TBC di masyarakat yang belum diobati melalui skrining ini. Jadi tidak lagi masyarakat yang datang ke Puskesmas,” jelas Ira.

Baca Juga: ITS Kembangkan Traktor Tangan Bertenaga Listrik

Dokter Ira melanjutkan, skrining ini dilaksanakan berbarengan dengan pemeriksaan lainnya yang memiliki faktor risiko penyakit tidak menular, seperti tekanan darah tinggi, kencing manis.

“Jadi pemeriksaan tidak dilakukan satu persatu (TBC saja) akan tetapi sekaligus dalam skrining ini secara komprehensip mulai dari atas sampai bawah,” ungkapnya.

“Pemeriksaannya kolaborasi antara penyakit menular dengan penyakit tidak menular,” tambahnya.

Terkait data masyarakat yang terjangkit TBC di Kota Bandung, Ira mengungkapkan data tersebut adalah data berdasarkan estimasi perhitungan terduga TBC (belum tentu TBC).

“Terduga TBC itu misalnya harusnya terduga TBC/TB ada seribu, data di kita menunjukkan belum tentu terduga TBC yang ada di masyarakat tersebut ketemu, untuk itulah kegiatan ACF (Aktif Case Finding) TB dilakukan, kita harus temukan dulu terduganya. Jika itu tidak ditemukan hal tersebut akan menularkan ke yang lain,” jelas Dokter Ira.

Baca Juga: DPKP Kota Bandung: Hingga Tahun 2020 Sudah Dibangun 240 Taman RW

Baca Juga: Kota Bandung Raih Penghargaan Terbaik Nasional di Ajang PPD 2021

Dokter Ira menjelaskan bahwa kegiatan ACF ini adalah salah satu cara kita untuk memutus mata rantai penularan TBC/TB dan menemukan sedini  mungkin faktor resiko penyakit tidak menular seperti tekanan darah tinggi, kencing manis.  

“Jadi misalnya ada penyakit TBC terus ada kencing manis, itu biasanya akan lebih lama sembuh, karena dia memiliki komorbid kencing manis yang lebih rentan penyakit TBC dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kencing manis. Begitu juga dengan penyakit TB dengan HIV. Orang yang HIV juga harus dilakukan pemeriksaan TB nya,” jelasnya.

Saat ini yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah 60 Puskesmas atau Kelurahan di Kota Bandung dari total 80 Puskesmas yang ada, yang menjadi prioritas kita.

“60 Kelurahan yang jumlah terduga TB/TBC nya masih agak  jauh dari target, diprioritaskan,” katanya.

“Ini adalah program Kemenkes dengan sumber anggaran dari GF (Global Fund),” tambahnya.

Dijelaskan Ira, selama acara skrining ini berlangsung kalau yang terduga TB/TBC akan diperiksa dahaknya, jadi kalau misalnya di skrining ternyata dari hasilnya menunjukkan yang bersangkutan terduga TB/TBC, maka langsung di obati.

“Kalau di pemeriksaan PTM ketahuan hipertensi, ketahuan kencing manis kami langsung rujuk ke Puskesmas untuk dilakukan pengobatan atau langsung ditangani,” pungkasnya.

(Ist)

Baca Juga:

Kereen ! Dalam Sehari Jabar Raih Lima Penghargaan

Emil: 25 UMKM Gunakan Namanya, seperti Toko Galon Ridwan Kamil

Inmendagri Natal dan Tahun Baru Terbit, Begini Aturan PPKM Level 3

Gelar Karya LPM Sukamiskin Pamerkan SIPANIK, Kuliner Hingga Ikan Lele 4 Kg

KASAD Jenderal TNI Dudung Ziarah ke Makam Orang Tua di TMP Kesenden Cirebon

Daftar Level PPKM di LUAR JAWA BALI Berlaku Hingga 6 Desember

Inilah 36 Kabupaten/Kota SEHAT Peraih Penghargaan dari Kemenkes

Survey IPRC: Ada Peluang Tahun 2023 Jabar Dipimpin Gubernur Perempuan 

  

Berita Terkait