- Pemerintahan
- 11 Dec 2024
Yogyakarta, Beritainspiratif.com - Universitas Gadjah Mada telah memulai menggunakan tanda tangan elektronik untuk ijazah pada wisuda Program Pascasarjana Periode I Tahun Akademik 2021/2022, Kamis (21/10/2021) lalu. Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengapresiasi penggunaan tanda tangan elektronik tersebut dan mengaku merasakan kemudahan.
“Dibandingkan tanda tangan basah lebih mudah dan nyaman menggunakan tanda tangan elektronik ini,”kata Panut, Minggu (24/10/2021).
Baca Juga: Ivan Yustiavananda Gantikan Dian Ediana Rae Sebagai Kepala PPATK
Panut menambahkan banyak keuntungan dari penggunaan tanda tangan elektronik tersebut diantaranya meningkatkan keamanan dokumen dari risiko pemalsuan, baik pemalsuan dokumen maupun pemalsuan tanda tangan.
Selain itu, dari pelaksanaannya juga mudah dan nyaman karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
“Asalkan pihak-pihak yang punya otoritas untuk melakukan tanda tangan memegang alat komunikasi yang terhubung ke jaringan internet,”urainya.
Baca Juga: Inilah 17 Duta Besar RI yang Dilantik Presiden Jokowi
Diungkap dilaman resmi UGM, pada wisuda Program Pascasarjana lalu, Rektor mewisuda 1.329 yang terdiri dari 1.167 orang lulusan Program Magister (S2), termasuk 34 orang wisudawan dari Warga Negara Asing, 56 orang lulusan Program Spesialis, dan 106 orang lulusan Program Doktor (S3) termasuk 1 orang wisudawan dari Warga Negara Asing.
Peluncuran layanan legalisasi ijazah dan transkrip nilai secara online dengan tanda tangan elektronik telah dilakukan pada Kamis (16/9/2021).
Tanda tangan elektronik dikembangkan oleh UGM bekerja sama dengan Balai Sertifikasi Elektronik Badan Siber dan Sandi Negara (BSrE BSSN). Dengan tanda tangan elektronik, layanan legalisasi dapat diberikan dengan lebih mudah dan cepat melalui sistem informasi terintegrasi SIMASTER.
(Yanis)
Baca Juga:
Tips Cegah Pencurian Data Pribadi dari Aplikasi Pinjol
Faktor Pemicu Gelombang Ketiga Covid-19, Ini Kata Pakar UGM
Tips Membersihkan Kotoran Telinga yang Tepat
Malas Gerak Selama Pandemi Covid-19 Berisiko Osteoporosis
Wacana Pemindahan Ibukota Negara Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial