Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Dinkes Kota Bandung Siapkan 3 Strategi Ini

KEPALA Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani dalam acara Bandung Menjawab di Auditorium Balai Kota Bandung, Selasa (19/10/2021) / Foto: Humas Kota Bandung


Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Kasus Covid-19 di Kota Bandung kini semakin terkendali, dan berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021, Kota Bandung sudah masuk Level 2 PPKM atau tergolong daerah yang memiliki kasus Covid-19 risiko rendah.

Namun demikian masyarakat tidak boleh euforia, sebab ada ancaman gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia diprediksi akan terjadi pada akhir tahun 2021. Guna mengantisipasi hal itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung telah melakukan berbagai langkah untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani dalam acara Bandung Menjawab di Auditorium Balai Kota Bandung, Selasa (19/10/2021), menyatakan, ada tiga hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga agar kasus Covid-19 tidak melonjak.

"Pertama yaitu dengan tetap mempertahankan pola hidup yang berubah yaitu tetap menjalankan 5M," paparnya.

5M memiliki arti menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengikuti vaksinasi Covid-19.

Kedua, Dinkes terus masif melakukan 3T atau testing, tracing dan treatment untuk pelacakan kasus kontak erat, termasuk melakukan surveilans seperti di sekolah.

Sebab, kata Rosye, sesuai dengan Instruksi Kementerian Kesehatan, sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), maka 10 persennya harus dilakukan random sampling (test acak).

"Artinya dilakukan tes Covid-19 di sekolah dari berbagai tingkatan secara random. Sampai hari kemarin, Senin (18/10/2021) kita sudah melakukan sampling kepada 1.512 warga sekolah, mulai dari siswa dan guru," terang Rosye.

"Juga di puskesmas semua kasus ISPA dan lili. Artinya yang sakit batuk pilek dilakukan pemeriksaan rapid antigen maupun PCR, untuk memastikan Covid-19 atau bukan dan itu dilaksanakan di puskesmas," imbuhnya.

Ketiga, yaitu memeriksa Whole Genome Sequence (WGS) artinya untuk melacak apakah ada varian baru yang masuk. Pengecekan dilakukan kepada WNI maupun WNA yang baru tiba dari luar negeri. Nantinya pada saat mereka tiba di bandara, petugas dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) akan melakukan testing ulang kemudian dikarantina selama 5-7 hari.

"Setelah karantina mereka harus PCR lagi. Kalau dia positif, samplenya dilakukan WGS untuk mencari ada varian baru. Karena kita khawatir ketika ada orang luar datang kesini," tuturnya.

Selain itu, Dinkes juga tetap melakukan pemeriksaan WGS jika ditemukan kasus yang mencurigakan. Misalnya di satu tempat tiba-tiba ditemukan 9 orang yang positif.

"Itu samplenya kita cek ulang, kemudian yang CT-nya rendah di bawah 25 itu dilakukan WGS. Artinya ketika kasus sudah menurun juga tetap kita lakukan WGS," beber Rosye.

Perlu diketahui, berdasarkan data yang diperoleh hingga 18 Oktober 2021, sebanyak 99 kelurahan sudah bebas dari kasus konfirmasi aktif, artinya tersisa 52 kelurahan lagi dengan kasus konfirmasi aktif.

Tetapi meski begitu, terang Rosye, pihaknya akan tetap melakukan penanganan secara merata untuk memastikan tidak adanya lonjakan kasus.

"Tapi kalau ada kelurahan yang banyak, kita akan lebih gencar melacak dan mencari tahu penyebabnya," tutur Rosye.

(RV)

Baca Juga:

Kota Bandung Level 2, Inilah Daftar PPKM JAWA BALI Hingga 1 November

Tim ITB Temukan Fakta Keberadaan Hewan Purba di Waduk Saguling

Daftar Lengkap PPKM Level 1 - 3 Se-Indonesia Hingga 1 November

Bukti Pembayaran Pajak, Stiker Hologram Akan Ditempel di Kendaraan

Ikon Wisata Baru, Bogor Bakal Ada Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia

Dokumen Hilang, Begini Cetak Sendiri Akta Kelahiran, KK, dan Akta Kematian

Berita Terkait