Berusia Ratusan Tahun Tradisi Mider Buyut Tetap Dilestarikan Masyarakat Cirebon



Cirebon,Beritainspiratif.com - Tradisi mider buyut di Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, yang sudah berlangsung secara turun temurun sejak ratusan tahun silam, hingga kini masih terus dilestarikan. Tradisi mider buyut menyelupkan tombak pusaka ke dalam air bunga tujuh rupa yang dilaksanakan pada Kamis (28/2/2019) menyedot antusiasme masyarakat desa setempat.

Sebelum ritual mencelupkan tombak ke dalam air bunga tujuh rupa dimulai, nampak seluruh warga Desa Bulak menyiapkan tempat air yang sudah ditaburi bunga seperti ember, paso dan lainnya disepanjang pinggir jalan desa setempat. Mereka dengan sabar menunggu tombak pusaka dicelupkan ke setiap ember satu demi satu hingga semua warga mendapat kesempatan tersebut.

Menurut Kuwu (kepala desa.red) Desa Bulak, H.Mulyani, tradisi mider buyut itu dilakukan setiap tahunnya ketika tanaman padi mulai berbuah pada kisaran bulan Februari hingga Maret pada hari Jumat Kliwon.

"Masyarakat kami meyakini air bunga yang sudah dicelupi tombak tersebut bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dan menyuburkan tanaman padi sehingga hasil panen melimpah," ujar Mulyani.

Dikatakan Mulyani, manfaat dari tradisi ini adalah minta barokah dari Allah agar dimudahkan rejekinya, disembuhkan penyakitnya, mudah mendapatkan jodoh dan juga agar tanaman padi tumbuh subur dengan hasil yang melimpah.

Dijelaskan Mulyani, air yang diambil warga dalam tradisi mider buyut itu diambil dari sumur Nyai Resmi, yakni sumur tua yang berlokasi di samping masjid Desa Bulak. Sumur tersebut sama seperti tombak pusaka, yakni merupakan peninggalan dari buyut pendiri Desa Bulak, buyut Kesmadi.

"Sumur dan tombak itu ada hubungannya dari buyut yang babad Desa Bulak," papar Kuwu.

Buyut Kesmadi, dikatakan Mulyani, merupakan tangan kanan Mbah Kuwu Cirebon. Selain tombak, ada dua alat musik gamelan berupa gong kecil yang ikut dicelupkan dengan cara yang sama. Kedua gong kecil itu juga merupakan peninggalan buyut Kesmadi. Dalam tradisi tersebut, orang yang menyelupkan tombak kedalam air bunga tidak bisa dilakukan sembarang orang. Melainkan harus dilakukan oleh keturunan dari buyut Kesmadi.

"Kalau yang melakukan ritual sebelum dan sesudah mider buyut itu adalah keturunan buyut Kesmadi, yang menyelupkan tombak juga keturunan buyut Kesmadi, namanya Pak Nasikin. Dia merupakan tokoh masyarakat Desa Bulak," ujar Kuwu. 

(Dekur)

Berita Terkait