Deklarasi Anti Narkoba, Universitas Sangga Buana YPKP Gandeng BNN



Bandung, Beritainspiratif.com - Civitas akademika Universitas Sangga Buana USB YPKP Bandung, mendeklarasikan kampus anti narkoba.

Deklarasi digelar bersamaan dengan seminar nasional dan lounching FISIP USB YPKP, di aula Kampus USB Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Rabu (6/2/2019).

Rektor Universitas Sangga Buana YPKP Dr.H Asep Effendy mengatakan, deklarasi ini merupakan salah satu bentuk dukungan dalam mengatasi darurat narkoba di Indonesia.

Apalagi, USB diamanahi mendidik generasi muda agar mempunyai masa depan yang lebih baik.

"Kami menggandeng BNN dalam mengawasi mahasiswa, agar mereka tidak terjerat narkoba. Minimal Sanggabuana tidak memberi kontribusi tambahan penikmat narkoba," ujarnya

Rektor menambahkan, setelah melakukan komitmen menjadi kampus anti narkoba, kedepan bukan tidak mungkin USB akan menerapkan tes narkotika bagi mahasiswa baru atau yang akan lulus.

"Ilmu kita ajarkan di kampus, tapi kalau tidak dijaga dari pengaruh negatif seperti narkoba, ilmu yang didapat mahasiswa akan sia-sia," paparnya.

Kepala BNN prov.Jawa Barat Brigjen Pol Drs Sufyan Syarif mengatakan, masalah narkoba bukan hanya masalah Jawa Barat (Indonesia) tetapi sudah menjadi masalah dunia.

Hal itu dikarenakan narkotika sangat berbahaya. Narkotika, akan menghancurkan masa depan pemakainya.

Menurut Brigjen Sufyan, banyak efek negatif dari memakai narkotika baik secara medis maupun psikis. Secara medis narkotika merusak jantung, ginjal, otak dan susunan syaraf belakang. Sementara, secara psikis akan berpengaruh terhadap perilaku dan daya peka.

"Bila sudah menyerang susunan syaraf belakang, pengguna narkotika tidak lagi mempunyai cita-cita, keinginan dsb. Hilang semua," paparnya

Ia berharap, kampus punya daya tahan agar mahasiswanya tidak terserang narkoba.

Selama ini, generasi muda atau usia produktif (14 sampai 50 tahun) termasuk mahasiswa, menjadi salah satu sasaran peredaran narkoba. Berdasarkan data, 60% pengguna narkoba adalah usia produktif.

Di Jawa Barat, dari sekitar 48 juta total penduduk, 20 juta jiwa diantaranya merupakan usia produktif.

"Kita harus jaga usia produktif ini, agar tidak terpengaruh narkotika. Masih banyak yang coba-coba, menggunakan barang haram ini. Data menunjukkan, pengguna narkoba 60 persen coba-coba, 20 persen rutinitas, 10 persen addict," pungkasnya.

(Ida)

Berita Terkait