Media Sosial Salah Satu Sarana Perekrutan Anggota Baru Teroris



Cirebon, Beritainspiratif.com - Penyebarluasan paham terorisme dan radikalisme di tengah-tengah masyarakat hingga kini masih terus terjadi. Media sosial menjadi satu sarana yang mudah disusupi.

Hal tersebut diungkapkan staf ahli Walikota Bidang Hukum dan Politik, Drs. Abidin saat membuka acara Saring Sebelum Sharing, Literasi Digital Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Masyarakat melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Barat di salah satu hotel di Kota Cirebon, Kamis, 9 Agustus 2018.

“Media sosial menjadi salah satu sarana yang mudah disusupi untuk menyebarluaskan paham terorisme dan radikalisme di tengah-tengah masyarakat,” ungkap Abidin. Melalui media sosial pula bisa direkrut bibit-bibit dan anggota-anggota baru sebagai pelaku teror.

Bersama dengan instansi terkait lainnya, pemerintah daerah terus berupaya untuk menciptakan Kota Cirebon yang aman dan damai. Diantaranya dengan memberikan sosialisasi dan pengetahuan terkait bahaya terorisme dan paham radikalisme ini kepada masyarakat luas. Karena itu, Abidin pun menyambut baik kegiatan yang dilakukan hari ini dengan harapan bisa memberikan pengetahuan lebih lagi kepada masyarakat untuk lebih bijak bersosial media.

“Apalagi hampir semua elemen hadir disini, mulai dari masyarakat, komunitas blogger Cirebon, wartawan, santri dan lainnya,” ungkap Abidin.

Sementara itu ketua Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Jawa Barat, Yaya Sunarya, mengungkapkan sekitar 63 persen mahasiswa di Jawa Barat berpotensi terbawa paham radikal. “Ini kami ketahui dari hasil penelitian yang dilakukan di beberapa kota dan kabupaten yang dianggap sebagai kantong-kantong teroris di Jawa barat,” ungkap Yaya.

Ada pun pangkal radikalisme di kalangan mahasiswa tidak hanya faktor pengaruh lingkungan dan keluarga. “Namun juga tidak terlepas dari media sosial yang menyajikan konten radikalisme,” ungkap Yaya.

Karena itu, Yaya meminta kepada generasi muda di Jawa Barat untuk tidak mempercayai informasi yang belum jelas kebenarannya, terutama dari media sosial.

“Semua harus dicek terlebih dahulu kebenarannya. Terlebih jika menyangkut berita yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” ungkap Yaya.

Yones

Berita Terkait