Radio Talkshow PRInsight, Panduan Dalam Memahami Fenomena Dari Perspektif PR



Bandung, Beritainspiratif.com – Kerjasama Perhumas BPC Bandung Jabar bersama Radio Klite 107,1 FM pada bulan Juli 2018 telah merealisasikan empat episode Talkshow melalui Program PRInsight.

Adapun topik yang telah disajikan dalam talkshow tersebut adalah :

1. “PR, Truth, Fake” dengan narasumber N. Nurlaela Arief, Ketua Perhumas BPC Bandung, tanggal siaran 7 Agustus 2018

2. “PR, Truth, Fake” – Part 2 dengan narasumber N. Nurlaela Arief, Ketua Perhumas BPC Bandung, tanggal siaran 14 Agustus 2018

3. “The Roles of PR in Hospitality Industry : Yesterday dan Now, dengan narasumber Meity Wildanun, Praktisi PR Perhotelan dan Pengurus Perhumas BPC Bandung, tanggal siaran 21 Agustus 2018

4. “PR, Reputation & Nation Branding” dengan narasumber Lusy Mukhlisiana, Wakil Ketua Perhumas BPC Bandung yang juga Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Langlangbuana tanggal siaran 28 Agustus 2018.

Direncanakan Selasa tanggal 4 September 2018 akan mengambil Topik “PR for Higher Education, dengan narasumber Desayu Eka Surya, Pengurus Perhumas BPC Bandung yang juga Dosen UNIKOM Bandung.

Acara yang disajikan oleh Perhumas BPC Bandung ini dijadwalkan akan berlangsung setiap hari selasa pukul 17.00 – 18.00 wib dengan co-host Hadi Purnama Pengurus BPC Bandung dan Dosen Prodi Digital PR Tel-U

Beberapa siaran langsung yang sempat dipantau beritainspiratif.com, disajikan dengan tema Antara lain :

Dalam tema “PR, Truth, Fake” yang disampaikan dalam 2 episode, N. Nurlaela Arief, Ketua Perhumas BPC Bandung, menyampaikan beberapa poin bahwa Public Relations (PR) di era digital saat ini, yang kerap disebut juga era disrupsi , bukan saja dengan berkelimpahannya informasi (information spill-over) tetapi juga dengan makin meruyaknya berita setengah benar (half truth) dan berita bohong (fake news atau hoax).

Berkembangnya fenomena fake news, hoax, half truth dewasa ini dikenal sebagai Era Post-Truth. Di tengah fenomena fake news, hoax, half truth, yang dimungkinkan dengan berkembangnya media baru yang memungkinkan setiap orang sebagai konsumen sekaligus produsen (procumen) konten, maka hal ini menjadi peluang, tantangan dan sekaligus ancaman bagi para praktisi PR di Era Disrupsi.

Keberadaan fake news, hoax, half truth saat ini menuntut atau memaksa praktisi PR untuk memahami secara mendalam karakteristik berita dan informasi di Era Post-Truth, mulai dari jenis dan bentuknya, proses produksi dan pendistribusiannya, serta strategi menangkal dan menanggulangi fenomena fake news, hoax, half truth.

Dalam pantauan beritainspiratif.com Selasa (28/8/2018) yang mengambil tema “PR, Reputation & Nation Branding” dengan narasumber Lusy Mukhlisiana, Wakil Ketua Perhumas BPC Bandung yang juga Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Langlangbuana tanggal siaran 28 Agustus 2018, diketengahkan tema yang membahas Asian Games 2018.

Dari perspektif nation branding, Asian Games 2018 sejatinya sport event merupakan salah satu upaya mendongkrak peringkat RI dalam The Good Country Index (di tahun 2015-2016 masih menempati urutan 119 dari 125). Melalui AG 2018, milyaran pasang mata – yang tersebar di empat puluh lima negara peserta AG 2018 dan puluhan negara dari empat benua lain - tertuju ke Indonesia sebagai tuan rumah peristiwa olahraga empat tahunan, menjadikannya event PR yang bisa melambungkan reputasi Indonesia.

Merujuk pada 7 aspek yang dapat dijadikan penilaian reputasi sebuah negara dari Simon Anholt, maka perhelatan olahraga AG 2018 salah satunya adalah aspek culture, yang mampu menunjukkan keunikan dan kekayaan karakter budaya bangsa Indonesia.

Melalui Radio talkshow PRInsight ini diharapkan dapat memberikan panduan memahami fenomena dari perspektif PR. Lebih jauh lagi khalayak diberikan tuntunan mengatasi hoax melalui beragam strategi PR, sehingga akan terhindar dari ancaman terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan.

“Indonesia Bicara Baik", yang diinisiasi Perhumas Indonesia mengajak para praktisi kehumasan atau public relations (PR), baik di jajaran swasta maupun pemerintahan, bersama-sama menjadi agent of change dengan motto “Indonesia Bicara Baik”, sekaligus mengajak 260 juta rakyat Indonesia untuk menjadi Humas Indonesia dengan berbicara baik tentang Indonesia.

Sekilas, pendekatan yang diusung terlihat sekadar menitik beratkan pada hasil akhir bahwa semua komunikator harus berusaha mengkomunikasikan materinya dengan cara yang baik. Namun sesungguhnya, banyak tantangan yang dihadapi, di antaranya, tak terbendungnya arus informasi melalui platform media sosial. Konten baik dan buruk, fakta dan fiktif bercampur aduk lalu menjadi viral di media sosial dan membuat kegaduhan.

Kampanye “Indonesia Bicara Baik” berupaya memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat tentang perlunya berbicara baik? Apa saja tantangannya?

Ikuti terus PRInsight Perhumas BPC Bandung setiap Selasa Pukul 17.00 – 18.00 wib hanya di Klite 107.1 FM

Yanis

Berita Terkait