Rachmat Witoelar Apresiasi PT. South Pacific Viscose Dalam Pelestarian Lingkungan



Purwakarta, Beritainspiratif.com - PT. South Pacific Viscose – sebagai salah satu anak perusahaan Lenazing A.G. dari negara Austria – mendapat kunjungan dari Duta Besar Indonesia & Utusan Khusus Presiden RI untuk Pengendalian Perubahan Iklim : Professor Ir. Rachmat Witoelar (mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup di era Presiden SBY) beserta rombongan yang terdiri antara lain : Erna Witoelar (mantan Menteri Permukiman & Pengembangan Wilayah di era Presiden Gus Dur), dan Amanda Katili Niode serta anggota rombongan yang lainnya, di Purwakarta, Rabu, (16/1/2019).

Rombongan berangkat dari Stasiun Kereta Api Gambir di Jakarta menggunakan kereta api Argo Parahyangan tiba di Stasiun Purwakarta disambut oleh Widi Nugroho Sahib, selaku Head of Corporate Affairs PT. South Pacific Viscose, beserta perwakilan manajemen pabrik serat viscose itu, kemudian langsung menuju ke Eco Village Desa Cicadas. “Kami yang memberi saran kepada rombongan untuk menggunakan kereta api – sekaligus untuk mensosialisasikan moda transportasi massal – tidak hanya untuk tingkat pejabat negara di Indonesia saja – namun juga sudah diperkenalkan kepada Duta Besar negara sahabat seperti dari negara Austria,” ujar Widi Nugroho Sahib dalam rilis yang diterima Beritainspiratif.com, Rabu (16//1/2019).

Kunjungan ke Eco Village Kampung Ciasem dan disambut oleh Muhidin Alif, selaku Ketua Eco Village Desa Cicadas serta Kompol Suyono selaku Kepala Polsek Purwakarta Kota, terkesan dengan beragam kerajinan tangan yang berasal dari bekas kayu pallet dari PT. South Pacific Viscose. “Kemitraan antara warga desa dengan perusahaan membuahkan hasil yaitu Eco Village Award tahun 2018 dari Gubernur Jawa Barat,” ungkap Muhidin Alif, “dan salah satu hasil karya kerajinan tangan berupa lampu dengan siluet wajah Bapak Ridwan Kamil – saat ini terpasang di ruang tamu kantor Bapak Gubernur – serta tidak hanya itu saja karena saat ini kami menerima pesanan dari Madinah di Arab Saudi berupa penyangga kitab suci Alquran dengan ukiran kaligrafi.” ujarnya.

Kemudian rombongan beranjak ke Eco Village Kampung Ciroyom dengan produk andalannya berupa ternak Burung Puyuh selain beragam kerajinan tangan yang juga berasal dari bekas kayu pallet PT. South Pacific Viscose. “Telur Burung Puyuh yang dihasilkan kemudian dijual dan menjadi penghasilan warga yang selama ini bekerja,” ujar Widi Nugroho Sahib, “dan menciptakan wirausaha baru dalam diri generasi milenial di Desa Cicadas – sesuai strategi Public Relations 4.0 di era disruptive saat ini yang ternyata memberi hasil memuaskan.”ungkapnya.

Usai kunjungan ke sentra kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Cicadas kemudian menuju ke area dalam pabrik - yang telah beroperasi sekitar 35 tahun – dan disambut oleh Venkatachalam Sundararajan selaku Technical Director PT. South Pacific Viscose. “Kunjungan ini adalah nostalgia untuk Bapak Rachmat Witoelar karena Beliau pada bulan Mei 2007 meresmikan salah satu fasiltas pendukung produksi pabrik ini.” ungkap Widi Nugroho Sahib – sambil menunjukan album dokumentasi foto kegiatan 12 tahun yang lalu kepada rombongan yang hadir.

“Lenzing di Austria dan PT. South Pacific Viscose di Indonesia selalu mematuhi regulasi lingkungan hidup di tingkat nasional hingga tingkat kabupaten karena memiliki komitmen kuat untuk pelestarian lingkungan dan pengendalian pencemaran yang akan berdampak kepada perubahan iklim dunia,” ungkap Sundararajan,”melalui berbagai kegiatan Corporate Social Responsibility – termasuk di antaranya adalah rencana melakukan pengerukan sedimentasi untuk menormalisasi aliran sungai Citarum dalam mendukung peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 15 tahun 2018,” ujar Widi Nugroho Sahib,yang saat ini telah mendapatkan rekomendasi teknis dari BBWS Citarum di Bandung dan tinggal menunggu izin dari Kementerian PU&PR di Jakarta yang akan segera ditandatangani dalam minggu ini.”

“Investasi jangka panjang dalam kegiatan Corporate Social Responsibility ini juga harus didukung dengan pengendalian emisi udara, emisi cair dan emisi padat serta mereduksi tingkat konsumsi energi setiap harinya dan beralih ke energi terbarukan seperti pemanfaatan tenaga surya dan tenaga angina sebagai pasokan energi untuk industri,” pesan Rachmat Witoelar,”karena itu akan memberi dampak kepada perubahan iklim global.”

Menurut Widi Nugroho Sahib bahwa PT. South Pacific Viscose berhasil mempertahankan predikat PROPER Biru untuk tahun 2018 dengan berusaha mematuhi regulasi di bidang lingkungan hidup serta terbuka untuk kemitraan dengan pemerintah dalam pengendalian perubahan iklim maupun pelestarian lingkungan.

(Yanis)

Berita Terkait