Prospek Gemilang Kopi di Kabupaten Bandung Kian Pesat



Bandung, Beritainspiratif.com - Permintaan pasar pada kopi Kabupaten Bandung terus meningkat. Para petani mulai menyasar pengembangan bisnis untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar internasional.

"Permintaan meningkat terus karena kualitas kopi kita bagus. Dari tahun ke tahun dengan adanya perputaran waktu dan perkembangan teknologi, kualitasnya makin bagus," ujar salah seorang petani kopi dari Kelompok Tani Wanoja 1954, Ety Sumiati, yang ditemui pada acara 2nd Bandung International Coffee Festival, di Festival Citylink, Bandung, Jumat, 27 Juli 2018.

Saat ini, kata dia, petani kopi di Kabupaten Bandung kewalahan menerima permintaan pasar nasional. Meningkatknya pamor kopi pegunungan Kabupaten Bandung makin meluas. Ety beberapa kali sempat menerima pesanan dari Australia dan Finlandia.

"Tetapi sementara ini belum bisa menerima pesanan karena disesuaikan dengan kemampuan. Sekarang saja sudah banyak permintaan dari Jakarta dan Bandung, karena tren cafe juga lagi bagus," ujar Ety, yang menjadi petani kopi sejak 2013 dikutip Pikiran Rakyat.

Semenjak Kopi Puntang menjadi juara kontes kopi di Amerika Serikat, beberapa tahun lalu, pamor kopi Kabupaten Bandung terus melejit. Pada 2013, kata Ety, harga kopi gelondong (cherry) ada di kisaran Rp 2-3 ribu per kilogram. Sekarang, harganya sudah mencapai Rp 10 ribu per kilogram.

"Sejak 2014 kopi Kabupaten Bandung juara di kontes-kontes, jadi booming, kopi kami terus diserbu. Bisnis kopi kami terus membaik. Kita bisa menjual berasnya atau green bean, sampai Rp 150 rb per kg," ujarnya.

Dari 6 hektare lahan yang ia miliki bisa menghasilkan 8 ton kopi per tahun. Permintaan nasional terus berdatangan, hingga ia harus menggunakan sistem pre order (PO) untuk menyiasati animo konsumen.

"Sampai harus PO. Sekarang saja sudah habis, kemarin baru panen. Untuk daftar 2018 sudah habis. Untuk selanjutnya sudah terisi daftar PO baru," tutur Ety.

Mengeruk hasil panen setiap 6 bulan, Ety juga pernah merasakan gagal panen pada tahun kemarin akibat cuaca buruk. Namun, kondisi yang sama terjadi di hampir seluruh perkebunan kopi di Indonesia, dan banyak negara lain.

Selama ini, kata Ety, Pemprov Jabar dan Pemkab Bandung banyak membantu. Pemerintah menyediakan benih kopi, alat roasting, mesin espreso, dari hasil musrenbang tingkat desa. Ke depan, ia berharap ada bantuan lahan jemur, baki jemur, hingga grader pemilah kualitas kopi.

Pelestarian Lingkungan

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran menuturkan, pertanian kopi sangat membantu pelestarian lingkungan. Daerah hulu yang sempat dipenuhi pertanian sayuran sempat membuat perubahan daya dukung lingkungan.

Lalu, dimulailah perpindahan komoditas dari sayuran ke kopi. Saat ini terdapat 206 kelompok petani kopi, yang masing-masing berisikan sekitar 25 orang.

Seiring waktu, petani kopi mulai menikmati kesejahteraan. Para pemburu kopi, termasuk importir, mulai melirik kopi Kabupaten Bandung. Kopi Kabupaten Bandung sudah mengekspor hingga ke Jepang, Australia, dan rintisan ke Spanyol dan Prancis yang difasilitasi kementerian.

"Semenjak juara di Amerika Serikat, terjadi lonjakan permintaan. Kita tidak ingin kehilangan momentum. Petani diikutkan kompetisi. Lalu, terjadi booming dan kopi kami mendunia, dan yang penting terasa dampaknya bagi para petani," tuturnya.

Saat ini, produksi kopi gelondong Kabupaten Bandung mencapai 21 ribu ton per tahun. Luas area perkebunan kopi bertambah 1000 hektare per tahun. Dalam waktu dekat, kata Tisna, akan dibangun Taman Teknologi Pertanian.

"Tahun ini peletakan batu pertama pusat teknologi kopi ini akan menghadirkan ahli  untuk mengembangkan budidaya  kopi. Hasil dari teknologi nanti bisa meningkatkan kualitas hasil tani di Kabupaten Bandung," ujarnya.

Adu teknik

Pada acara 2nd Bandung International Coffee Festival yang akan dihelat hingga 29 Juli 2018 itu sebanyak 20 peserta akan beradu teknik meracik kopi pada. Acara gelaran Dinas Pertanian Kabupaten Bandung dan Indonesian Coffee Masters itu merupakan upaya menaikkan pamor kopi lokal Kabupaten Bandung.

Pendiri Indonesian Coffee Masters, Natanael Charis menuturkan, para peserta akan diuji juri terbaik. Tingkat kesulitan kompetisi ini cukup tinggi. Peserta harus memenuhi keahlian kejuaraan barista, latte art, espresso blend, brewing, cupping, dan banyak lagi.

“Tantangan tertinggi itu harus menguasai keseluruhannya, dengan waktu cepat, sambil terus menjaga konsentrasi. Dengan menyajikan kopi di bawah tekanan, mereka akan diuji kemampuan manage stress sehingga tetap bisa melayani tamu dengan baik,” ujar Natanael.

Juara kompetisi akan mendapatkan Rp 15 juta (juara I), Rp 10 juta (II), dan Rp 5 juta (III). Juaranya akan dikirim ke London dengan dukungan Pak Arief Suditomo.

(Kaka)

Berita Terkait