PP ASEAN LPPM UNISBA dan Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kemenlu Gelar Talkshow



Bandung, Beritainspiratif.com - Pusat Studi ASEAN LPPM UNISBA bekerjasama dengan Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kemenlu mengggelar Talkshow dengan Tema Islam di ASEAN yang mengusung pesan utama peran pemuda dalam mempromosikan nilai-nilai Islam yang toleran dan moderat di kawasan ASEAN, di Unisba Bandung pada Senin, (10/12/2018).

Dari rilis yang diterima Beritainspiratif.com, talkshow menghadirkan 3 (tiga) pembicara yaitu Prof. Dr. Miftah Faridl ( Ketua MUI), Prof. Dr. Azyumardi Azra ( tokoh cendekiawan muslim dan pengamat budaya Islam) dan Dr. Ani Yuningsih M.Si ( peneliti gerakan ruhuddin generasi milenial di kawasan Asean melalui media sosial).

Prof. Dr.Azyumardi Azra mengemukakan bahwa di kawasan ASEAN, Indonesialah yang budaya Islamnya paling toleran dan moderat, karena Islam wasatiyah berkembang di Indonesia yaitu praktik dan kehidupan Islam yang toleran, terbuka, demokratis dan saling menghormati satu sama lain.

Ditambahkan bahwa, meski di Indonesia banyak tumbuh ormas Islam yang kuat dengan kekuatan identitasnya masing-masing namun berjalan seiring tanpa saling menyakiti, ini terjadi karena pola ajaran Islam sejak pertama kali datang ke Indonesia melalui pendekatan budaya, Islam masuk ke dalam budaya yang ada, dan baru kemudian secara bertahap menemukan Islam yang murni, seraya menjelaskan kehidupan dan budaya Islam di negara-negara ASEAN lainnya, ungkapnya.

Azyumardi menyimpulkan bahwa hanya Indonesia-lah dan bukan negara lain yang mampu menjadi ujung tombak dalam membangun dan mempromosikan Islam yang toleran dan moderat di kawasan ASEAN, jelasnya.

Sementara itu Prof.Dr. Miftah Faridl mengemukakan bahwa generasi muda hendaknya mempelajari nilai-nilai Islam dan ayat-ayat suci Al Qur'an secara komprehensif untuk mengambil makna dan tafsir yang benar ttg nilai toleransi dan moderasi yang ada di dalamnya sehingga mampu mempraktikkan Islam secara damai, serta sabar dalam menghadapi perbedaan, tuturnya.

ditambahkan Faridl, Ayat-ayat Al Qur'an tidak dapat dimaknai secara parsial dan dijadikan legitimasi untuk menerapkan sikap yang radikal, kasar dan saling meng-"kafir"-kan terhadap sesama muslim yg berbeda dalam tafsir dan praktik serta budaya Islamnya.

Dikesempatan yang sama, Pembicara lainnya Dr.Ani Yuningsih memaparkan tentang adanya kecenderungan generasi milenial untuk belajar nilai-nilai Islam secara instant dan parsial melalui media sosial, padahal hasil riset menunjukkan 80 % ajaran Islam di media sosial adalah ajaran yang kaku.

Dijelaskan bahwa, Ini perlu di counter dengan muatan dakwah di media sosial yang berisi nilai toleransi dan moderasi, agar generasi muda mendapat pesan dakwah dari berbagai sisi, ungkap Ani.

Di sisi lain Kegelisahan dan semangat pembelajar generasi milenial untuk menerapkan nilai Islam secara benar diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti melalui film, bisnis start up, board game , pemuda dalam mitigasi bencana, literasi media dan sebagainya yang memerlukan support dan kolaborasi dengan pemerintah dan pemilik modal yg dapat menjadi mentor generasi muda utk menjalankan Islam dengan kesalehan sosial, pungkas Ani.

(Yanis)

Berita Terkait