Menjadi Desa Desmigratif, Wiyong Terus Berikan Pelayanan Informasi Kepada Para TKI



Cirebon,Beritainspiraitif.com - Menjadi Desa Migran Produktif (Desmigratif), Desa Wiyong, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon terus berupaya melakukan pelayanan bagi warganya yang menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan berangkat ke luar negeri, baik PMI purna maupun keluarganya.

Menurut Sukirno perangkat Desa Wiyong sekaligus petugas Desmigratif Desa Wiyong, mengatakan, program Desmigratif merupakan salah satu program kementrian ketenaga kerjaan untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja migran sejak dari desa.

“Program ini sengaja dihadirkan dan diberikan kepada desa-desa yang kebanyakan warganya bekerja sebagai pekerja migran atau lazim disebut desa kantong TKI, seperti Desa Wiyong ini,” kata Sukirno kepada awak media, diruang kerjanya Selasa (16/7/2019)

Untuk mewujudkan itu dalam pelayanan kepada para PMI pemdes telah membuat ruangan khusus untuk para calon TKI yang akan berangkat ke luar negeri. Para TKI akan mendapat berbagai informasi dan panduan yang harus ditempuh dan diketahui saat menjadi para pekerja migran.

Dengan program desmigratif ini, pemerintah desa sebagai unit terkecil struktur pemerintahan akan dilibatkan lebih aktif dalam persoalan pelayanan dan penempatan PMI, mulai dari sebagai pusat layanan informasi, komunikasi, bagian integral penempatan, hingga koordinasi terhadap perlindungan PMI sejak pra penempatan, hingga purna penempatan.

“Pemerintah desa yang merupakan garda terdepan dalam pelayanan masyarakat saat menjadi TKI harus mampu memberikan informasi tentang cara menjadi PMI yang baik sesuai dengan prosedur yang berlaku, dengan aman, cepat, mudah, dan berbiaya murah,” katanya.

Karena itulah, program Desmigratif yang sudah di berikan ke Desa Wiyong sebagai kantong TKI, merupakan langkah awal untuk proses migrasi. Di situ ada pendataan dan ada pendaftaran sebagai antisipasi pendataan awal migrasi.

“Jadi nantinya orang yang akan berangkat keluar negeri bisa terdata dengan baik. Hal ini perlu dilakukan terutama bagi yang penduduknya warganya banyak bekerja di luar negeri, seperti Wiyong,” katanya.

Diktakannya keterlibatan pemerintah desa sangat penting dalam memfasilitasi bagi warganya yang berkeinginan menjadi pekerja TKI melalui prosedur yang benar dan legal. Karena saat ini banyaknya calo yang beredar di desa-desa, menyebabkan banyak aparatur pemerintah desa tak mengetahui ada warganya bekerja keluar negeri.

“Keterlibatan aparat pemerintahan di desa-desa sangat penting. Karena banyak warga yang berangkat menjadi TKI tetapi pemerintah desanya tidak tahu. Hal ini karena banyaknya calo beredar di desa-desa. Ini harus terus kita benahi dengan program desmigratif secara optimal,” ungkapnya.

Pentingnya peranan petugas desmigratif untuk menghindarkan para calon-calo pekerja migrant dan keluarganya dari proses migrasi yang unprosedural, berisiko tinggi dan perdagangan orang (human trafficking).
(Dekur)

Berita Terkait