Mengenang Band Legendaris Koes Plus, Pasca Ditinggal Tonny, Murry dan Yon



Jakarta, Beritainspiratif.com - Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia.

Dilansir dari laman Wikipedia Indonesia, perjalanan Koes Plus dimulai dengan kisah perjalanan yang panjang di dunia musik dengan band Teen Ager’s Voice yang dibentuk Tonny Koeswoyo sekitar tahun 1952.

Setelah bertukar nama menjadi Irama Remaja dengan anggotanya Sophan Sophian ,band ini terpaksa dikubur untuk kemudian berganti dengan Koes & Bros. Pada tahun 1960 nama Koes & Bros dirubah menjadi Koes Bersaudara dari Tony Koeswoyo (Lead Guitar), Yon Koeswoyo (Vokal), Yok Koeswoyo (Vokal, Bass guitar) dan Nomo Koeswoyo (drum).

Dua tahun setelah terbentuknya Koes Bersaudara, Koes Bersaudara mendapat kesempatan merekam lagu-lagunya diperusahaan piringan hitam Irama milik Mas Yos (El-Shinta) dengan juru rekamnya Freddy Bulek.

Tidak kurang dari 20 lagu Koes Bersaudara membombardir kehebatan lagu “patah hati”nya Rahmat Kartolo yang waktu itu menguasai pasaran musik Pop Indonesia.

Bermodalkan Lirik dan melodi yang sederhana, kuat dan komunikatif. Mereka berhasil menarik public dengan lagu-lagu seperti Dara manisku, Bis Sekolah, Pagi yang Indah, Telaga Sunyi dan Kuduslah cintaku.

Tidak semua perjalanan Koes Bersaudara mulus, tepatnya Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di penjara Glodok. Kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul. Perlu dicatat Nomo Koeswoyo senang sekali berkelana ke banyak daerah. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta.

Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada-ada. Mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu. Musik yang cenderung imperialisme pro barat.

Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Di dalam Bui", "Jadikan aku dombamu", "To the so called the guilties", dan "Balada kamar 15". 29 September 1965, Tak sampai 3 bulan, akhirnya mereka dibebaskan oleh pemerintah, 29 September 1965, karena mendapat tugas dari Soekarno untuk mendukung gerakan Ganyang Malaysia.

Menjelang tahun 1969 Koes Bersaudara kembali di tempa musibah. Kali ini masalah internal menghinggapi mereka. Tony yang mengharapkan totalitas bermusik dari semua personil Koes Bersaudara, sedangkan Nomo masih berbagi dengan pekerjaan lainnya sehingga memutuskan untuk keluar dari band. Tidak lama berselang giliran Yok meninggalkan band. Keluarnya Nomo dan Yok membuat anggota yang tersisa merekrut Murry (drummer) dan Totok AR (bass). Sejak saat itu mereka memakai Koes Plus yang berarti plus dua orang di luar keluarga besar Koeswoyo.

Tampil dengan personel baru dan nama baru, tidak serta merta membuat Koes Plus langsung mendapatkan kepopulerannya. Album mereka sempat tak laku di pasaran. Hal itu membuat Murry tak kehilangan akal, ia akhirnya pergi ke Jember untuk membagikan album Koes Plus secara gratis.

Nama mereka mulai dikenal publik saat single andalan yang berjudul "Kelelawar" diputar di RRI. Sejak saat itu nama Koes Plus mulai merajai musik Indonesia. Mereka menjadi kiblat dan pelopor band-band Indonesia.

Beberapa lagunya yang terkenal seperti "Diana", "Kolam Susu", "Tul Jaenak" dan Ojo Nelongso" menjadi hits di masyarakat luas. Berkat kepopulerannya tersebut mereka dinobatkan menjadi band terbaik dalam acara Jambore Band 1972.

Dalam Sejarah music Indonesia, koes plus merupakan salah satu band atau penyanyi dengan bayaran termahal. Sekali manggung, mereka dibayar Rp 3 juta, hampir seharga satu mobil Corona kala itu: Rp 3,6 juta. Kalau manggung di daerah, honor mereka Rp 1 juta, empat kali harga motor Honda CB: Rp 240 ribu saat itu. Seiring dengan berjalannya waktu, nama koes plus pun mulai meredup. Mereka kalah saing oleh band-band baru, akan tetapi lagu-lagu mereka masih sering di putar di radio-radio hingga saat ini.

Tahun 1992, Koes Plus dianugerahi BASF Legend Awards. Penghargaan yang menandakan eksistensi mereka sebagai legenda musik Indonesia. Selama berkarir, mereka telah menciptakan 953 lagu dalam 89 album: 203 lagu dalam 17 album pada saat bernama Koes bersaudara; 750 lagu dalam 72 album pada saat bernama Koes Plus. Yang patut dicatat: mereka menciptakan dan menyanyikan lagu sendiri dengan beragam genre musik: rock n’roll, pop, dangdut, keroncong, dan melayu.

Setelah Tonny Koeswoyo meninggal dunia pada 27 Maret 1986, Koes Plus tak sejaya tahun 1970-an. Meski Koes Plus sudah jadi legenda musik pop Indonesia, Yon tetap nge-band dan masih bernyanyi sambil bergitar. Kadang dengan Murry di drum, tapi Yok tak banyak muncul lagi. Nama Koes Plus juga tetap dipakai.

Nama besar seperti Abadi Soesman pernah ikut memperkuat sisa laskar Koes Plus. Setelah Murry meninggal, ketika Yon semakin tua, Koes Plus tetap manggung. Berkali-kali Yon terlihat manggung di acara televisi. Dia masih bernyanyi sambil menenteng gitarnya.

Yon terus bernyanyi, hingga tua dan dia menjadi satu-satunya personil Koes Plus yang tersisa hingga 5 Januari 2018. Setelah kematiannya, Koes Plus tak mungkin lagi manggung atau rekaman. Tanpa suara Yon, Koes Plus tinggal legenda.

Setelah ketiganya dipanggil Sang Pencipta, kini tersisa hanya Yok Koeswoyo, dari personel Koes Plus. Yok merupakan adik Yon Koeswoyo, yang terpaut tiga tahun.

Grup musik legendaris Koes Plus dalam waktu dekat akan diceritakan lewat film. Film itu akan digarap oleh rumah produksi Falcon Pictures yang sebelumnya menggarap Si Doel The Movie.

Produser Falcon Pictures Frederica menuturkan bahwa naskah film tersebut yang berkisah tentang perjalanan karier Koes Plus telah selesai ditulis. Akan tetapi pihaknya belum mendapatkan aktor untuk memerankan Tonny Koeswoyo, Yok Koeswoyo, Yon Koeswoyo dan Murry dan Nomo Koeswoyo, demikian yang ditulis dalam Instagram #falconpictures_ yang dikutip, Sabtu, (13/10/2018).      (Yanis)

Berita Terkait