Media Tidak Dapat Gantikan Public Diplomasi



Bandung, Beritainspiratif.com - Public Diplomacy banyak digunakan oleh sejumlah negara untuk meningkatkan reputasinya yang kurang baik, bukan sekedar propaganda.

Diplomasi publik ini, semakin terkenal setelah peristiwa pemboman World Trade Center (WTC) di New York Amerika Serikat tahun 2011. Setelah peristiwa itu, Amerika Serikat gencar melakukan Public Diplomacy.

Hal serupa juga dilakukan Indonesia. Pasca bom Bali, Indonesia menggelar Bali Democracy Forum setiap tahun di Bali.

Ketua Program Studi Hubungan Internasional Universitas Parahyangan Bandung, Sylvia Yazid mengatakan, salah satu fungsi Public Diplomacy adalah menaikkan kembali reputasi negara dan elemennya termasuk pariwisata, bisnis dan lain-lain.

"Public Diplomacy berfungsi untuk mengangkat kembali reputasi yang sempat terpuruk, akibat suatu petistiwa yang menurunkan reputasinya" kata Sylvia pada Leader's Forum Strategy of Public Diplomacy Enhancing Global Reputation di Bandung, Jum'at (26/10/2018).

Ia menuturkan, saat ini pariwisata merupakan andalan Indonesia dalam melakukan public diplomacy.

Terkait dengan maraknya sosial media, Sylvia menyatakan media tidak dapat menggantikan Public Democracy, karena motivasinya berbeda. Sulit mengontrol dan mengarahkan media agar hanya mengemukakan kepentingan negara.

"Seharusnya public democracy tetap mengutamakan kepentingan negara," tegas Sylvia.     (Ida)

Berita Terkait