Mbah Parno 66 Tahun Mengabdi di Masjid Istiglal Mendapat Hadiah Rumah dari Kemenag



Jakarta, Beritainspiratif.com – Mbah Parno (90) atau Supano mendapatkan hadiah berupa sebuah rumah. Hadiah tersebut diberikan Kementerian Agama (Kemenag) sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian/jasa dan semangat Suparno, sebagai pegawai Masjid Istiqlal tertua.

Mbah Parno adalah pelayan Friedrich Silaban, yang merupakan arsitek Masjid Istiqlal. Mbah Parno disebut juga sebagai saksi sejarah berdirinya Istiqlal.

Penyerahan hadiah secara simbolik tersebut dilangsungkan di gedung Kementerian Agama, Jl MH Thamrin, Jakarta, Jumat (4/1/2019), bersamaan dengan penyelenggaraan Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag ke-73.

"Semoga membawa berkah dan manfaat. Ini ada bantuan dari ASN Kementerian Agama," kata Menag Lukman Hakim Saifuddin, dikutip dari keterangan tertulis dari Kemenag, Sabtu (5/1/2019).

Dikutip dari hasil wawancara Humas Kemenag dengan Mbah Parno, Rabu (28/9/2016), Mbah Parno lahir di Desa Kalimati, Juwangi, Boyolali, Jawa Tengah, pada 1928. Dia merantau ke Ibu Kota sebagai kuli bangunan pada tahun 1951.

Pada 24 Agustus 1952, saat Presiden Sukarno meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal, Mbah Parno turut hadir karena diajak mandor bangunan yang merekrutnya. Saat itu usianya 24 tahun.

Setelah itu, Mbah Parno mendapat tugas merekrut kuli-kuli bangunan untuk membangun masjid dengan upah Rp 15 per hari. Karena Mbah Parno dinilai cekatan dan berkinerja bagus, Friedrich Silaban menjadikannya pelayan pribadi. Setelah masjid berdiri dan siap digunakan, Suparno diangkat menjadi pegawai Istiqlal. Tugas utamanya adalah mengantar surat.

Saat ini Mbah Parno bertugas mengomandoi jemaah untuk merapatkan dan meluruskan saf (barisan) saat salat jemaah Zuhur dan Asar, dengan gaji Rp 3,4 juta per bulan.

(Yanis)

Berita Terkait