Masuk Periode Kedua Erdogan Dilantik Kembali Jadi Presiden



Turki, Beritainspiratif.com–Recep Tayyip Erdogan dilantik sebagai presiden Turki untuk periode kedua hari Senin 9 Juli 2018 waktu setempat usai memenangi Pemilu pada Juni 2018 dengan suara dominan.

Erdogan  dilantik sebagai presiden dengan kekuatan baru setelah dikuasai selama 15 tahun masa pemerintahannya.

“Sebagai presiden, saya bersumpah demi kehormatan dan integritas saya, sebelum bangsa dan sejarah Turki yang hebat, untuk bekerja dengan segenap kekuatan saya untuk melindungi dan mengagungkan kemuliaan dan kehormatan Republik Turki,” kata Erdogan kepada parlemen saat mengambil sumpah sebagaimana dikutip Middle East Monitor (MEMO), Senin, (09/07/2018) lansir Hidayatullah.

Setelah upacara sumpah jabatan, presiden baru akan menghadiri upacara di istana kepresidenan  yang ia bangun di ibu kota.

Seremoni dihadiri  oleh 22 kepala Negara, 28 perdana menteri, wakil presiden, dan ketua parlemen dari seluruh dunia, serta perwakilan dari berbagai lembaga Turki, kutip Anadolu Agecy.

Juga dihadiri beberapa kepala negara termasuk Presiden Pakistan, Somalia, Bosnia dan Herzegovina, Georgia, Venezuela, Zambia dan Moldova, dan Emir Qatar.

Belasan pemimpin dan pejabat tinggi Negara yang hadir meliputi Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Emir Qatar Tamim Bin Hamad Al Thani.

Perhelatan itu juga akan menjadi pemuncak proses perubahan sistem pemerintahan Turki, yang semula berbentuk parlementer menjadi presidensial –menyusul referendum revisi konstitusi yang usai kudeta 2016, kutip Aljazeera, Senin (09/07/2018).

Di bawah sistem pemerintahan baru, Erdogan akan memiliki kekuasaan untuk memimpin kabinet serta menunjuk dan mencopot wakil presiden dan menteri tanpa persetujuan parlemen.

Presiden Erdogan juga memiliki kekuatan untuk membubarkan parlemen, mengeluarkan dekrit, dan menetapkan status darurat negara.

Pada hari yang sama, Recep Tayyip Erdogan juga akan melantik anggota kabinetnya yang baru.

Erdogan telah mendominasi politik Turki selama lebih dari 15 tahun, dengan mula-mula sebagai perdana menteri dan sejak 2014 sebagai presiden.

Dia terpilih kembali pada 24 Juni lalu dengan meraih 52,5 persen suara dalam pemilu. Pemilu yang membuat Erdogan berkuasa kembali ini merupakan pemilu bersejarah karena di bawah sistem baru, yakni presidensial sesuai amanat referendum tahun 2017.

Setelah resmi dilantik, Erdogan akan menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Ia  telah berulang kali menekankan bahwa seorang presiden eksekutif yang kuat akan menciptakan lingkungan yang stabil yang akan memungkinkan negara untuk mengambil “langkah-langkah untuk masa depan dengan cara yang lebih kuat”.

“Turki memasuki era baru dengan pelantikan presiden hari Senin mendatang. Dengan kewenangan yang diberikan kepada kami oleh sistem presidensial yang baru, kami akan mendapat hasil yang lebih kuat dan cepat,” kata Erdogan akhir pekan lalu.

Erdogan memulai masa jabatan barunya dengan menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk meningkatnya suku bunga dan inflasi serta lira yang sangat terdevaluasi terhadap dolar AS.

(Kaka)

Berita Terkait