Legislatif Ingatkan Tatakelola Perekonomian Ditengah Pandemi Covid-19, Harus Dapat Perhatian Khusus



Bandung, Beritainspiratif.com - Wakil Ketua DPRD provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mengingatkan, ditengah pandemi COVID-19 ini tata kelola pemerintahan dan perekonomian harus mendapatkan perhatian khusus.

Politisi PDIP tersebut menyampaikan hal itu pada rapat paripurna dengan agenda penyampaian rancangan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Perubahan Tahun Anggaran 2020 dan KUA-PPAS APBD Tahun Anggaran 2021, di gedung DPRD Kota Bandung, Rabu (12/8/2020).

Baca Juga:Pemkot-bandung-imbau-warga-serentak-bunyikan-sirine-pada-17-agustus

Ineu menyatakan perencanaan yang baik dan matang, harus mengutamakan efektivitas. Maka itu, dokumen perencanaan perlu disusun secara komprehensif.

"Kami mengharapkan kualitas perencanaan semakin hari semakin baik, yang masih baik pertahankan yang kurang diperbaiki agar lebih baik lagi," kata Ineu.

Rancangan KUA-PPAS Perubahan APBD Tahun 2020 dan KUA-PPAS APBD Tahun 2021, disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepada DPRD Jabar, sebagai panduan dalam proses penyusunan rancangan perubahan APBD Tahun Anggaran 2020 dan penyusunan rancangan APBD Tahun Anggaran 2021.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan salah satu prioritas pembangunan pada tahun 2021 adalah percepatan penanganan dampak ekonomi, sosial, dan kesehatan akibat pandemi COVID-19.

"Pemenuhan terhadap Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) seiring dengan proyeksi pemulihan pasca pandemi COVID-19, yang masih berlangsung sampai dengan tahun 2021," kata Emil.

Menurut Emil, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar berupaya memulihkan ekonomi yang terpukul pandemi COVID-19, dengan mengakselerasi pembangunan.

"Kebijakan belanja daerah tahun 2020 dan tahun 2021 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang akuntabel, proporsional, efisien dan efektif," ucapnya.

Perubahan APBD 2020 kata Emil, disusun karena terjadi perubahan kerangka ekonomi daerah. Salah satunya penyesuaian target ekonomi dari proyeksi 5,5 persen hingga 5,9 persen menjadi minus 2,1 persen sampai 2,3 persen.

"Penurunan target ekonomi terjadi akibat adanya wabah COVID-19, yang telah melanda dunia saat ini," ujar Emil.

(Ida)

Berita Terkait