Kongres FH BUMN 2019 : Tantangan dan Peluang Humas di Perusahaan Holding



Bandung, Beritainspiratif.com – Sesi ketiga pada Kongres Forum Humas BUMN 2019 di Ballroom Trans Luxury Hotel, Bandung mengangkat tema “Tantangan & Peluang Humas di Perusahaan Holding” dengan pembicara Wijaya Laksana (VP Corporate Communication of PT. Pupuk Indonesia), pada Rabu, (13/3/2019).

Wijaya Laksana selaku VP Corporate Communication of PT. Pupuk Indonesia menjelaskan, bahwa sebagai salah satu industri strategis di tanah air, industri Pupuk memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat, terutama terkait dengan Ketahanan Pangan Nasional. PT Pupuk Indonesia (Persero) mendapat kepercayaan Pemerintah untuk memproduksi dan menyalurkan pupuk guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Disamping itu, Pupuk Indonesia juga memasarkan produknya untuk memenuhi kebutuhan perkebunan dan industri baik di dalam maupun luar negeri.

Meskipun memiliki peran strategis, ternyata tidak semua lapisan masyarakat mengenal industri pupuk di tanah air. Termasuk juga peran dan fungsi pupuk dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, masih banyak terdapat salah kaprah, baik itu dari pejabat Pemerintah, media dan masyarakat umum, mengenai industri pupuk. Padahal, untuk bisa mencapai tujuannya dan menjalankan perannya dengan baik, industri pupuk di Indonesia sangat membutuhan dukungan dari masyarakat dan stakeholder terkait.

“Dalam hal inilah holding BUMN Pupuk, yaitu Pupuk Indonesia, mengambil peran penting di bidang komunikasi. Tugas, peran dan fungsi holding Pupuk salah satunya adalah mengenalkan industri pupuk kepada stakeholder kunci, termasuk mensosialisasikan isu-isu yang berkembang di dalamnya. Dengan memanfaatkan Big Data Analytics, Pupuk Indonesia berusaha mengidentifikasi berbagai isu penting tersebut serta melakukan mapping stakeholder, sehingga dapat menyusun dan menentukan strategi komunikasi yang baik dan tepat sasaran,” tegas Wijaya Laksana.

Salah satu contoh kasus upaya yang dilakukan holding Pupuk adalah dengan mengkampanyekan harga gas murah bagi industri strategis di Indonesia. Dengan memperkenalkan isu ini kepada stakeholder kunci dan media, Pupuk Indonesia berhasil menggalang dukungan publik yang akhirnya berujung pada penurunan harga gas bagi industri pupuk.

“Contoh kasus lainnya adalah pada saat mengklarifikasi isu kelangkaan pupuk kepada media. Pupuk Indonesia melakukan serangkaian program untuk memperkenalkan kepada awak media mengenai regulasi distribusi pupuk bersubsidi dan berbagai permasalahannya, yang kemudian berujung pada pemahaman yang lebih baik dari awak media sehingga menurunnya sentiment negatif dalam hal pemberitaan mengenai pupuk,” tambah Wijaya Laksana.

Dalam bidang kehumasan, Wijaya mengungkapkan, holding memang tidak bisa serta merta menyeragamkan program dan strategi komunikasi. Apalagi, dalam kasus BUMN Pupuk, anak-anak perusahaan tersebut sudah lahir terlebih dahulu, sudah mempunyai identitas sendiri yang lebih mapan, memiliki stakeholder masing-masing yang memiliki keunikan tersendiri serta telah mempunyai program-program yang sudah berjalan baik selama bertahun-tahun.

(Yanis)

Berita Terkait