Komisi VI DPR-RI: Industri Farmasi Indonesia Bisa Mendunia



Bandung, Beritainspiratif.com - Bio Farma mendapatkan kunjungan dari Komisi VI DPR-RI (Bidang Industri, Investasi ,Persaingan Usaha), pada Rabu, (13/3/2019). Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka Kunjungan Kerja Spesifik ke PT Bio Farma (Persero) dan PT Kimia Farma (Persero) tbk, pada masa persidangan IV tahun 2018 – 2019.

Rombongan Komisi VI DPR RI dipimpin oleh Inas Nasrullah Zubir dari Fraksi Hanura, bersama enam anggota lainnya, menyampaikan bahwa tujuan dari kunjungan kerja ini adalah untuk monitoring dan evalusi kinerja BUMN, serta mencari bahan masukan bagi pemerintah untuk dapat ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Turut hadir dalam acara ini, Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN, Hambra, Asisten Deputi Usaha Industri Agro dan Farmasi II, Agus Suharyono.

Rombongan tamu diterima oleh Direktur Utama Bio Farma, M.Rahman Roestan, Direktur Produksi Bio Farma, Juliman, Direktur SDM & Umum Disril Revolin Putra, dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Adriansjah Azhari, Direktur Pengembangan Bisnis Kimia Farma, Pujianto.

Dalam sambutannya, Asisten Deputi Usaha Industri Agro dan Farmasi II, Agus Suharyono, mewakili Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN, Hambra, mengatakan bahwa persaingan industri saat ini semakin kompleks dan berat, diharapkan industri farmasi tidak cukup untuk melakukan kegiatan yag repititif, tapi juga harus melakukan inovasi teknologi dan kerja keras sejalan dengan tuntutan dari masyarakat bahwa BUMN harus memberikan kinerja dan pelayanan publik yang baik untuk aktif sebagai agen pembangunan dan kepanjangan tangan dari pemerintah untuk pelaksanaan program – program dan pelaksanaan pembangunan.

Sementara itu, dalam sambutannya, Inas Nasrullah Zubir mengatakan bahwa kesehatan masyarakat merupakan hak asasi yang paling mendasar sesuai dengan Undang – Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia, dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan masyarakat yang harus diwujudkan, “Sesuai dengan Inpres No 6 Tahun 2016 (tentag Tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi Dan Alat Kesehatan) , segala upaya pembangunan dibidang kesehatan, harus dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan antara Kementerian, lembaga pemerintah dan termasuk BUMN, guna meningkatkan daya saing industry farmasi nasional” Ujar Inas.

Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama Bio Farma, Rahman Roestan menyampaikan paparannya mengenai bisnis biopharmacetical yang dijalankan Bio Farma.

sebagai salah satu pilar dari industri farmasi masa depan selain, bahan baku kimia, herbal, dan obat – obatan kimia sintetis. “Dalam beberapa tahun kedepan, selain produk vaksin, Bio Fama akan bergerak kedalam produk lifescience, seperti, biosimilar, albumin dan produk diagnostik dan dalam lima tahun kedepan setidaknya ada beberapa vaksin yang akan diluncurkan antara lain; Rotavirus, malaria, dengue, Typhoid dan untuk mendekatkan dengan layanan imunisasi kepada masyarakat, Bio Farma sudah memperkenalkan Imunicare”, ujar Rahman.

Rahman menambahkan, industri farmasi nasional tetap memerlukan dukungan dari pemerintah, terutama untuk penguatan Riset dan Pengembangan (R&D) sehingga cita – cita untuk kemandirian produk farmasi dan alat kesehatan bisa terwujud dan bisa bersaing di dunia internasional.

Anggota Komisi VI DPR RI Adang Daradjatun dari Fraksi Partai Keadilan Sosial mengatakan, mengapresiasi peran Bio Farma dalam dunia internasional yang sudah menggebyarkan merah putih di kancah global.

Menurutnya, hal ini memiliki arti yang sangat mendalam. Berkaitan dengan hal tersebut, Anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi GERINDRA, Gde Sumarjaya Linggih mengatakan, hasil dari penemuan R&D dalam bidang farmasi, akan menjadikan industry ini menjadi besar dan munkin bisa menjadu pendorong untuk daya saing perusahaan, “Saya rasa, landasan untuk mendukung R&D industry farmasi adalah, bahwa hasil penemuan (produk farmasi) ini bisa menjadi pemasukan bagi negara yang cukup besar.

Seperti halnya negara – negara maju,R&D mereka ditopang oleh Pemerintah, sehingga pemasukan buat negaranya juga besar”, ujar Gde Sumarjaya Linggih

(Yanis)

Berita Terkait