Ketimpangan dan Standar Pendidikan Terus Diperbaiki



Malang, Beritainspiratif.com- Menteri Pendidikan, Muhadjir Effendy mengakui saat ini masih terdapat permasalahan serius terkait kekurangan guru. Setiap tahun terdapat puluhan ribu guru yang pensiun, juga terdapat kekurangan guru.

"Angkanya belum disetujui. Tapi direncanakan setiap tahunnya pemerintah akan mengangkat kira-kira seratus ribu guru untuk menutupi kekurangan guru di sekolah-sekolah itu paling tidak selama tujuh tahun," kata Muhadjir.

Dilanjutkan Mendikbud, bahwa sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, Kemendikbud saat ini memberikan perhatian khusus kepada daerah-daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) di Indonesia. Berbagai kebijakan afirmasi digulirkan untuk membantu ketersediaan akses pada layanan pendidikan.

"Sebagai contoh, di Malang ini dengan dua miliar untuk membangun sekolah baru, itu sudah bagus. Kalau di kabupaten Pegunungan Bintang di Papua, harus sampai enam miliar. Bahan-bahannya sulit didapatkan," ujar Mendikbud.

Untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain, Mendikbud mengajak segenap pemangku kepentingan dapat memahami pentingnya peningkatan standar pendidikan. Hal itu salah satunya diawali dengan kalibrasi kemampuan tenaga pendidik agar setara dan semakin baik. Dan peningkatan kualitas penilaian hasil belajar siswa.

"Standar yang kita gunakan untuk mendidik anak-anak kita itu di bawah standar negara-negara yang tergolong baik di PISA (Programme for International Student Assessment). Maka suka tidak suka, kita harus meningkatkan standar kita," jelas Muhadjir.

Mendikbud menyatakan secara bertahap pemerintah mendorong pembelajaran abad 21 yang salah satu cirinya adalah penalaran. Sejak beberapa tahun terakhir, guru-guru dilatih untuk mampu mengajar dan melakukan evaluasi atau penilaian hasil belajar dengan metode yang mendorong penalaran tingkat tinggi.

"Kita harus menyiapkan generasi muda kita agar sesuai dengan zamannya. Agar mereka jauh lebih baik dari kita," pesan Mendikbud.

Menutup sambutannya, Mendikbud berpesan agar para pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan di Jawa Timur selalu bersinergi. Ada tiga hal yang perlu menjadi fokus bersama, yakni kompetensi, karakter, dan literasi.

Yones

Berita Terkait