Jaman Penjajahan Dilarang,  Kini 'Jamparing' Mulai Bangkit



Bandung, Beritainspiratif.com - Sebagian Masyarakat Jawa Barat mungkin belum mengenal 'Jamparing', jenis olah raga panahan ini ternyata sempat dilarang pada masa penjajahan dulu.

Untuk mengenalkan kembali salah satu panahan tradisional ini, pada pekan lalu, para penyuka jamparing di Jawa Barat berkumpul di Gedung Olah Raga C-Tra Cikutra. Mereka menyelenggarakan musyawarah besar.

Ketua Archery Gelanggang Generasi Muda (GGM) Bandung Deni Danurwenda, ini merupakan langkah awal membangkitkan kembali jamparing kepada generasi muda.

Meski jamparing bukanlah cabang olahraga, tapi bukan berarti dibiarkan punah. Danur menyebutkan musyawarah itu, bertujuan mendokumentasikan gaya masing-masing daerah.  “Sehingga nantinya ada buku warisan tentang jamparing,” ucapnya seperti dilansir Pikiranrakyat.com.

Sejarahnya, pada jaman penjajahan, jamparing ini dilarang. Oleh karena itu, disamarkan seperti kaulinan.  Diakui Danur, selama ini para penerus jamparing merasa sendiri. Tapi, merek sadar, bila tidak bertemu dan bersilaturahmi, jamparing akan dilupakan.

Kegiatan itu pun dihadiri oleh Kepala Unit Pengelola Daereah GGM Sundawa Bachtiar, Ketua GPS Jamparing Jati Sapto, serta anggota jamparing di seluruh Jawa Barat.

Jawa Barat memiliki ‘kaulinan’ yang sama dengan olah raga panahan. Panahan tradisional ini namanya jamparing. Tiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri. Namun, saat ini, jumlah ciri khas (gaya) menggunakan jamparing telah berkurang drastis. Bahkan dokumentasi tentang jamparing pun terbatas.

“Dokumentasi kebanyakan ada di Belanda,” tambah Danur, Selasa 27 Maret 2018 kemarin.

Dikatakan Danur, di Jawa Barat tersisa kurang dari 60 persen gaya menggunakan jamparing. Gaya-gaya itu berkaitan dengan target yang dipanah dan cara memanah. Target yang dipanah itu bisa berupa papan target, bandul, atau momonyetan (patung kecil sejenis monyet).

Gaya memanahnya tidak melulu berdiri dengan busur tegak. Tapi bisa juga duduk. Bahkan, busur diposisikan miring atau di depan perut saat menyasar target. “Saat memanah dengan busur di depan perut, mata kita tidak dapat menyasar target melalui mata. Inilah inti dari memanah. Menyasar target dengan manah (hati),” ujar Danur.

Jamparing memakai busur panah dan anak panah berbahan dasar bambu. Oleh karena itu, cukup ringan untuk dibawa dibandingkan dengan compound.

(Kaka)

Berita Terkait