Jabar Raih Penghargaan Provinsi Terbaik Peduli Konsumen



Bandung,Beritainspiratif.com - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, meraih penghargaan sebagai provinsi terbaik pertama di Indonesia dalam Peduli Konsumen.

Penghargaan diserahkan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, pada puncak peringatan Hari Konsumen Nasional (HARKONAS) 2019 di kota Bandung, Rabu (20/3/2019).

Ditemui usai menerima penghargaan, Gubernur Jawa Barat Rudwan Kamil kepada wartawan menyatakan rasa bangga mendapat penghargaan tersebut.

"Intinya pemprov Jabar tau perdagangan di wilayah yang penduduknya hampir 50 juta jiwa ini, tiap hari bergerak cepat. Ekonominya 5,6%, e-commercenya naik berlipat-lipat, maka saya merasa bangga dengan pencapaian ini," kata Ridwan Kamil.

Gubernur menuturkan, konsumen yang berbelanja secara online terkadang mengalami kekecewaan dan merasa dirugikan. Proses pengaduannya terus diperbaiki sampai suatu saat seperti di negara maju, orang mudah mengingatkan produsen.

"Contoh saya membeli baju batik di online. Apa yang ditampilkan, tidak sesuai dengan yang diterima. Saya mengajukan complain, agar produsen jangan asal saja dalam menjual produknya," ujarnya.

Menurut Gubernur, di Jawa Barat kini semakin banyak korban pinjaman online di klas menengah bawah. "Nomor satu yang saya hawatirkan dari semua transaksi online, adalah peminjaman online. Rentenir sudah migrasi dari pinjaman tunai ke online.

Selama ini lanjut Gubernur, ia banyak menerima pengaduan dari konsumen korban pinjaman online. Ada yang mau bunuh diri karena dipermalukan, bila terlambat membayar.

"Kalau dulu kan didatangi debt collector, dilokalisir masalahnya. Orang gak tau kan. Kalau sekarang hal itu dilakukan, dipermalukan di online juga. Wajahnya ditampilkan. Ini kan bebahaya. Jadi sisi gelap digital ekonomi itu ada. "Maka saya titipkan, mudah-mudahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Perdagangan, bisa mencarikan solusi mengenai pinjaman online ini," paparnya.

Ia menambahkan, cukup banyak pengaduan tentang transaksi berbasis internet yang diterima. "Dari yang masuk ke saya, 20% fintech complain atau pinjaman online," pungkasnya.

(Ida)

Berita Terkait