Inovasi Produk dan Jasa Bahari di Kampong Edu Ekologi Teripang Mas Kepulauan Riau



Bintan,Beritainspiratif.com - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Sosio-Antropologi, Tukul Rameyo bersama Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun beserta Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM Victoria br Simanungkalit, serta Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mendampingi penandatangan MoU antara PT. Aruna Industri Bintan yang diwakili Direktur Utama Yogie Arry dan PT. Kimia Farma yang diwakili General Manager Wisnu Sucahyo Eko pada hari Sabtu (27/4/2019).

PT. Kimia Farma dalam kerjasamanya dengan PT Aruna Industri Bintan, memasarkan produk turunan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dengan merk Forayya dan sebagainya, yang dirintis sebagai produk dengan kandungan sumber protein ikan. Kedua perusahaan ini mendukung program prioritas nasional dalam pencegahan stunting. Istimewanya, produk ini berbahan baku lokal dan merupakan alternatif protein berbahan baku ikan, selain protein susu, kedelai dan kacang hijau, HPI merupakan hasil bioteknologi yang yang sangat cocok dikembangkan di Indonesia sebagai negara maritim.

Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa, Kemenko Bidang Kemaritiman melaksanakan rangkaian kegiatan rapat koordinasi dalam rangka dukungan terhadap pengembangan produk unggulan daerah Kepulauan Riau yang berada dalam satu kawasan Edu Ekologi Kampong Teripang Mas. Kawasan ini bertansformasi menjadi salahsatu alternatif destinasi wisata bahari yang memiliki daya saing pada pemanfaatan keunggulan produk berbasis kelautan dan perikanan yang ditawarkan melalui paket wisata tematik.

Tawaran wisata tematik antara lain melalui BeKarang, Melamun, Sea Cucumber Collagen Factory, Longdrip Café, Klat dan Art Bar Soap. Selain memanjakan pengunjung dengan wisata alam berupa kunjungan ke area pembesaran dan penangkapan teripang, kunjungan pabrik pengolahan teripang menjadi kolagen, pengunjung juga mendapatkan layanan spa serta kuliner dan oleh-oleh yang semuanya berbasis produk bioteknologi kelautan dan perikanan.

Dimulai dari produk olahan yang dihasilkan PT Aruna Industri Bintan dan Koperasi Asosiasi Industri Makanan dan Kerajinan (AIMK) seperti Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang menghasilkan produk turunan seperti biskuit, mie sagu pandai, cereal, kolagen dari teripang dengan produk turunan kopi kolagen, kosmetik, minuman kesehatan dan sebagainya serta albumin dari ikan gabus, kawasan ini bertransformasi menjadi kawasan alternatif wisata bahari bagi Kepulauan Riau, tentunya perlu dukungan seluruh pihak agar semakin baik dan komersial mensejahterakan masyarakat sekitar.

"Mudah-mudahan MoU PT Aruna Industri Bintan dan PT. Kimia Farama ini dapat bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat dan menjadi icon serta kebanggaan Kepulauan Riau dan Indonesia," kata Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun.

Nurdin juga berharap penandatangan MoU ini menjadi wadah penting dalam pembinaan masyarakat nelayan yang saling menguntungkan antara masyarakat dan pengusaha. Selain itu, Ia menyebutkan bahwa Kepulauan Riau (Kepri) adalah provinsi maritim dan bahari, sehingga segala potensi yang ada di Kepulauan Riau seperti potensi kelautan, perikanan, dan pariwisata dapat membangkitkan potensi maritim Indonesia.

Selain penandatangan MoU, Gubernur Kepulauan Riau juga sekaligus meresmikan Kawasan Edu Ekologi Wisata Bahari Kampong Teripang Mas serta Food Festival Berikan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) untuk Cerdaskan Bangsa di Bintan bersama Direktur Utama PT. Aruna Industri Bintan dan perwakilan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau serta Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Prof Dr. Daniel Kameo mewakili Gubernur NTT, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur dan Rote hadir di rangkaian kegiatan ini untuk melihat secara langsung pola pengembangan produk Hidrolisat Protein Ikan, teripang dan lainnya melalui pengembangan kawasan. Selain itu juga melihat peluang kerjasama pengembangan produk garam antara Pemerintah Propinsi Kepuluauan Riau dan NTT.

Kawasan Edu Ekologi Wisata Bahari Kampong Teripang Bintan perkembangannya bekerja sama dengan masyarakat melalui Koperasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), Karangtaruna, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Komunitas Lingkungan dan Akademisi/Kampus yang secara resmi dituangkan pada MoU yang dilakukan pada rapat koordinasi Kemenko Maritim pada 26 April 2019 yang dipimpin oleh Deputi SDA dan Jasa Agung Kuswandono.

Kawasan ini dibangun untuk mengangkat rantai nilai inovasi produk kelautan dan perikanan menjadi bernilai tinggi, berdaya saing dan bersama pemerintah daerah mewujudkan pemberdayaan masyarakat kemaritiman di Kepulauan Riau.

Staf Ahli Menteri Bidang Sosio-Antropologi, Tukul Rameyo menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah tengah mengagas rencana pembangunan lima tahun yang berbasis inovasi. Oleh karena itu, pemerintah menginginkan adanya sentra-sentra inovasi berbasis desa atau kampung. Kemudian, sentra inovasi ini harus didukung oleh ekosistem industri dan semua terlibat kerja budaya dan ditambahkan porsi yang banyak untuk pengetahuan tradisi dan kearifan lokal.

"Harapan kami Kampong Teripang ini bisa menjadi showcase sentra inovasi yang akan bisa ditularkan ke tempat-tempat lain di Indonesia," harap Tukul Rameyo.

Selain itu, sejumlah misi besar dalam kegiatan Inovasi yang telah dimulai di Edu Ekologi Kampong Teripang Bintan, ini adalah untuk dapat secara mandiri mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir/nelayan sekaligus menyelesaikan secara bertahap angka gizi kurang dan stunting di Indonesia, Khususnya di Kepulauan Riau.

[Yones]

Berita Terkait