Inilah Perbedaan Asian Games 1962 dan 2018 di Jakarta



Jakarta, Beritainspiratif.com – Asian Games 1962 di Jakarta adalah AG pertama saya. Bermain di depan seluruh rakyat Indonesia menjadi hal yang membanggakan. Bahkan, penganugerahan medali nomor yang kami menangkan dilakukan oleh Sultan,” ujar Retno Kustijah.

Lalu apa bedanya Asian Games Tahun 1962 dengan Tahun 2018. Inilah 10 Perbedaan Asian Games nya.

1. 1962 seluruh pembangunan mulai dari awal. Sementara 2018 tinggal melanjutkan dan renovasi agar lebih cantik lagi

Kalau 52 tahun lalu Indonesia baru ‘membangun’, maka saat ini kita cuma mempercantik semua venue yang ditetapkan. Pemugaran besar-besaran pun sudah dilakukan dari beberapa tahun belakangan. Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Jakabaring (Palembang), hingga kini sudah hampir mencapai tahap akhir dari pemugaran. Nggak cuma itu, infrastruktur jalan dan fasilitas umum pun sudah dalam tahap penyelesaian loh. Duh jadi nggak sabar nih melihat bagaimana nantinya setelah semua fasilitas selesai dipercantik.

2. Di tahun 1962 pengalaman Indonesia di kancah internasional masih hijau, sekarang sudah banyak jam terbang.

3. Jika pada 1962 Asian Games terpusat di Jakarta, tahun 2018 mendatang sejarah baru tercipta. Asian Games pertama kali digelar di dua kota

4. Jumlah negara peserta antara 1962 dan 2018 jelas jauh beda. Jika pada 62 pesertanya 17 negara, 2018 diikuti 45 negara.

5. Demikian pula dengan atletnya. 1962 ‘cuma’ 1.460 atlet. 2018 diperkirakan ada 15.000 lebih atlet yang berpartisipasi

6. Tahun 1962 dulu cabang olahraganya hanya ada 13. Sementara sekarang ada 40 cabang olahraga yang akan dipertandingkan.

7. Logo juga beda antara 1962 dan 2018

8. Mottonya pun berbeda. Karena semangatnya juga beda!

Kalau Bung Karno dulu memberikan motto Ever Onward (Maju Terus), maka sekarang, The Energy of Asia akan menggema di helatan akbar se-Asia ini. Ini jadi titik penting untuk mempererat hubungan antar negara se-Asia.

9. Jika 1962 silam maskot dan logonya dibikin sama. Tahun 2018 besok kita punya 3 maskot

Kalau digabungin, ketiga maskot ini akan membentuk sebuah kalimat sakti: Bhineka Tunggal Ika. Namun sebelumnya, setelah maskot Drawa muncul ke permukaan dalam rangka promosi, bukan respons positif yang didapatkan, melainkan komentar pedas dari warganet yang sebagian besar mengatakan seolah maskot acara akbar seperti ini dibuat sebercanda itu. Walhasil, dibukalah sayembara pembuatan maskot yang akhirnya dimenangkan oleh Bhin-bhin, Atung, dan Kaka. Kalau mau kenalan lebih lanjut dengan ketiga maskot lucu ini, langsung klik di sini.

10. Yang membanggakan di tahun 1962 adalah Indonesia keluar sebagai juara 2 di bawah Jepang dalam perolehan medali. Sedangkan 2018 ? mudah-mudahan Juara Umum.

Untuk perolehan medali, tahun 1962 Indonesia berhasil mengantongi 51 medali (11 emas, 12 perak, dan 28 perunggu). Total perolehan ini memang jauh di bawah Jepang (161 medali), tapi paling nggak, Indonesia menduduki peringkat dua. Padahal persiapan Indonesia nggak begitu matang, mengingat baru beberapa tahun Indonesia merdeka, dan mengalami masa transisi yang cukup berat.

Asian Games kali ini memang nggak berbeda jauh dari tahun 1962 lalu. Karena sejatinya, dulu Indonesia melalui Bung Karno, menyatakan bahwa Indonesia pengen membuktikan pada dunia, meskipun belum lama merdeka, bangsa Indonesia bisa menunjukkan tajinya di kancah internasional melalui olahraga.

Hal yang sama pun tetap berlaku hingga saat ini, Kita harus buktikan, bahwa bangsa Indonesia nggak bisa dianggap sebelah mata, terlebih dalam hal olahraga. Mari kita dukung kiprah Indonesia di Asian Games 2018.

Yanis

Sumber bolasport.com

Berita Terkait