Hati - hati Makanan Basi Usai Lebaran!



Bandung, Beritainspiratif.com,

Konsumsi makanan basi usai Lebaran rawan terjadi, apalagi jika makanan yang menumpuk di meja tidak habis dikonsumsi oleh segenap anggota keluarga. Hal ini tentu sangat berbahaya, karenanya Anda dituntut untuk lebih waspada.

Berdasarkan penjelasan dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, sebuah makanan bisa dikatakan basi saat molekul-molekul penyusunnya banyak yang berubah.

“Saat molekul penyusun itu berubah, kualitas makanan juga ikut berubah,” ungkap dr. There.

•Penyebab makanan basi

Ada banyak penyebab mengapa makanan bisa basi. Anda dapat mengetahuinya dengan memahami proses pembusukan makanan sebagai berikut:

1. Oksidasi alami

Oksidasi yang dimaksud adalah terjadinya interaksi antara oksigen yang ada di udara dengan molekul-molekul penyusun makanan. Hal ini terjadi akibat penyimpanan makanan yang salah.

2. Pengaruh mikroorganisme

Makanan sangat mudah terkontaminasi mikroorganisme, terutama jika kebersihannya tidak terjaga. Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur akan mengubah molekul-molekul makanan, sehingga kualitasnya menurun hingga benar-benar tak layak dikonsumsi.

3. Reaksi enzimatik

Bahan makanan memiliki enzim untuk mempercepat proses oksidasi, yang nantinya turut mempengaruhi kualitas makanan. Enzim ini berperan dalam proses oksidasi hingga pembusukan makanan.

•Mendeteksi makanan basi

Bagaimana caranya melihat makanan basi? Anda dapat melakukannya dengan sejumlah cara, di antaranya:

1. Lihat tampilan makanan

Jangan konsumsi makanan tersebut jika tampilannya telah berubah –misalnya menjadi lebih kental kemudian pecah, terdapat bintik-bintik, atau jika makanan telah berubah warna.

2. Hirup aroma makanan

Makanan yang berubah bau menjadi sangat menyengat tentunya sudah tidak layak untuk dikonsumsi, meski belum terdapat perubahan rasa.

3. Cicipi sedikit

Dengan mencoba makanan tersebut sedikit, Anda akan dapat mengidentifikasi makanan itu masih layak dikonsumsi atau tidak. Hindari makanan yang rasanya telah berubah menjadi asam atau tidak wajar.

Selain cara di atas, mendeteksi makanan basi juga dapat dilakukan dengan melihat label kemasan. Sejumlah makanan kerap membubuhi tanggal kedaluwarsa di bagian bungkusnya. Tanggal tersebut digunakan untuk produk yang menyebabkan risiko kesehatan secara langsung ketika sudah melewati tanggal yang tercantum.

4. Waktu kedaluwarsa setiap makanan berbeda-beda. Makanan kaleng biasanya memiliki jarak waktu yang lebih lama setelah best before (bisa sampai beberapa bulan). Sedangkan roti hanya boleh dikonsumsi maksimal 2 hari setelah melewati tanggal best before.

Bagi makanan yang dimasak, biasanya opsi tepat adalah dimasukkan ke dalam kulkas lalu dihangatkan agar tidak basi. Jika tidak menerapkan hal ini, maka makanan akan basi dalam kurun waktu 1–2 hari.

•Tips agar makanan tak cepat basi

Berdasarkan pemaparan dr. There, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar makanan tak cepat basi:

>Simpan dengan benar

Makanan yang dimasak harus disimpan di temperatur ruangan sampai maksimal 2 jam. Setelah itu, makanan sebaiknya dimasukkan ke dalam lemari pendingin.

Mengonsumsi makanan yang diletakkan di suhu ruangan lebih lama dari waktu yang dianjurkan bisa menyebabkan keracunan. Hal ini karena bakteri mungkin sudah mengontaminasi makanan, apalagi jika makanan diletakkan pada ruangan dengan suhu yang sangat panas (lebih dari 40⁰ C).

>Jaga kebersihan

Jagalah kebersihan dengan tidak mencampur makanan dengan sendok yang Anda gunakan, apalagi jika makanan tersebut hendak disimpan kembali. Ini dikarenakan makanan yang terkontaminasi dengan air liur akan lebih mudah basi. Jangan lupa untuk tidak menutup wadah makanan saat makanan masih panas.

>Pastikan Anda tidak mengonsumsi makanan basi usai Lebaran. Pahami pengertian, ciri, dan antisipasi yang telah disampaikan di atas, agar momen Lebaran tetap berjalan dengan lancar.

(Kaka)

Ilustrasi: antipanti.com

Berita Terkait