Gubernur Jabar : Industri Keuangan Harus Perluas Akses Keuangan dan Jemput Bola



Bandung, Beritainspiratif.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengharapkan, seluruh warga Jawa Barat melek terhadap akses keuangan yang baik.

Saat ini, kata Ridwan Kamil masih banyak warga Jawa Barat yang terjerat rentenir dan investasi bodong. Hal itu menunjukkan kegiatan ekonomi Jawa Barat belum inklusif.

"Masih banyak warga Jawa Barat yang terjerat investasi bodong dan rentenir dengan istilah bank emok, bank keliling dll," kata Ridwan Kamil pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di gedung Sate kota Bandung, Kamis (30/1/2020).

Menurut Ridwan Kamil, untuk melindungi masyarakat dari jeratan rentenir yang lebih banyak mudharatnya, industri keuangan harus memperluas akses keuangan dan melakukan jemput bola.

"Saya berharap, jangan selalu berfikir nasabah datang ke kantor kita, tapi seharusnya kita yang datangi nasabah," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Hidayat menuturkan, selama tahun 2019 Industri Jasa Keuangan di Jawa Barat terjaga stabil.

Hal itu didukung oleh tingkat permodalan dan likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga dan optimistis tren positif masih akan berlanjut di 2020.

"Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 5,14% pada triwulan III tahun 2019, merupakan modal penting bagi industri jasa keuangan Jawa Barat, sehingga dapat meningkatkan perannya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Sementara itu Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat Triana Gunawan melaporkan, pada tahun 2019 sektor keuangan di Jawa Barat mengalami
moderasi namun tetap sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik.

Kredit perbankan Jawa Barat tumbuh di 7,03%. Sejalan dengan itu, pembiayaan di 3 (tiga) sektor prioritas Jawa Barat juga menunjukkan pertumbuhan positif, yaitu sektor properti meningkat 8,8%, ekspor-impor meningkat 77,3% dan pariwisata meningkat 14,2%.

"Pertumbuhan kredit ini diikuti dengan profil risiko kredit yang terjaga. Rasio Non Performing Loan perbankan tercatat rendah yaitu sebesar 3,18%, sejalan dengan NPL perbankan nasional," katanya.

Terkait likuiditas perbankan Triana menyatakan cukup optimal, dengan Rasio Kredit terhadap Simpanan (Loan to Deposit Ratio) berada di level 92,06% dan tren pertumbuhan positif Dana Pihak Ketiga tercatat sebesar 8,35% sebagaimana capaian perbankan nasional.

Selain itu, lanjut Triana pihaknya juga mendorong penguatan modal untuk pertumbuhan kelanjutan bisnis BPR.

"Sepanjang tahun 2019, Kantor Regional 2 Jawa Barat bersama dengan KOJK Tasikmalaya dan KOJK Cirebon, berhasil mendorong 36 BPR yang berkantor pusat di Jawa Barat, untuk melakukan Merger BPR menjadi 6 BPR," ucapnya.

(Ida)

Berita Terkait