GBLA, Antara Prestasi Olah Raga Dan Pasar Kaget



Bandung, Beritainspiratif.com - Maraknya Pasar Dadakan atau Pasar Kaget sangat menarik untuk ditelusuri.

Hampir setiap daerah atau kota tak terkecuali di Bandung, dari sekian tempat, pasti ada pasar kaget atau pasar dadakan, atau untuk di daerah perkotaan disebut 'Car Free Day'.

Pasar kaget biasanya digelar tidak jauh dari komunitas masyarakat setempat sehingga pengunjung terdekat bisa dengan leluasa 'melancong' baik sekedar jalan-jalan atau membeli keperluan.

Pasar yang ada setiap hari Minggu ini, menjual berbagai macam keperluan sehari-hari masyarakat pada umumnya mulai dari makanan, pakaian, pakaian, alat rumah tangga dan lain-lain dengan harga yang cukup terjangkau.

Sala satu yang ada di Bandung yakni Pasar Kaget yang berada di seputaran atau sepanjang jalan menuju Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang berlokasi di Desa Rancanumpang, kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.

Dilansir dari Wikipedia, Stadion GBLA adalah sebuah stadion olahraga yang berada di antara ruas jalan tol Purwakarta-Bandung--Cileunyi KM 149 dan Jalan Bypass Soekarno Hatta Bandung.

Akses jalan menuju stadion akan dibuat pintu tol khusus di KM 149 ruas tol Purbaleunyi dan ruas jalan dari arah Stasiun KA Cimekar dan dari Jalan Rancanumpang.

Dibuat juga ruas jalan baru menyusuri tol sekitar 2 kilometer, disamping ruas jalan yang sudah ada. Stadion ini pula yang dijadikan Home Base Club sepak bola asal Kota Bandung yakni Persib pada musim kompetisi 2014.

Faktor inilah yang menyebabkan masyarakat di kawasan GBLA beduyun-duyun datang ke lingkungan seputar GBLA, baik hanya untuk jalan-jalan atau melakukan joging ringan bersama teman, anak maupun keluarga.

Hal ini pula yang akhirnya memikat para pedagang untuk membuka lapak di sepanjang jalur menuju Stadion GBLA.

Jalur yang cukup luas dan panjang memungkinkan aktifitas pasar kaget yang digelar setiap Minggu pagi mulai pukul 07.00 WIB ini tidak pernah sepi pengunjung. Masyarakat yang datang tidak hanya dari kawasan dekat GBLA tapi dari daerah lain pun banyak berdatangan.

Pasar yang tidak pernah sepi pengunjung ini cukup efektif dalam memberdayakan perekonomian rakyat dengan sekarang ini.

Harga yang cukup terjangkau menjadi salah satu daya tarik pengunjung dari berbagai kalangan ini, untuk datang ke GBLA.

Menarik untuk ditelusuri, munculnya ide pasar kaget memiliki kisah tersendiri.

Dikutip dari buku Api Sejarah yang ditulis oleh Ahmad Mansur Suryanegara, bahwa tidak adanya pasar permanen di area pemukiman orang pribumi menjadikan adanya pasar kaget.

"Di wilayah pribumi Islam sering dijumpai banyak pasar kaget yang bersifat sementara dan letaknya dipinggir jalan. Tidak mendapat fasilitas pasar permanen seperti pasar di wilayah penjajah," tulis Ahmad pada bukunya.

Letaknya pun tidak jauh seperti tempat-tempat pasar kaget sekarang. Pusat keramaian, mesjid dan sebagainya.

Dari buku tersebut, hal ini terjadi karena perencanaan pembangunan kota dari pemerintahan Belanda pada saat itu sudah direncanakan seperti itu.

Membuat segregasi yang mirip dengan pembangunan kota di kota-kota Eropa. Yang mengakibatkan pembatasan antara si kaya dan si miskin.

Menciptakan banyaknya slum area pada jamannya di kawasan pribumi dan area tidak terencana.

Maka memang benar adanya bahwa selain GBLA, munculnya beberapa pasar kaget khususnya di Kota dan Kabupaten Bandung memang tidak terencana seperti Pasar Kaget di kawasan Metro, Bumi Harapan, Bumi Orange, Cibiru dan beberapa kawasan lainnya.

Sedangkan untuk kawasan Jalan utama atau protokol di kota Bandung anda bisa menikmati pasar kaget atau 'Car Free Day' di beberapa tempat seperti sepanjang Jalan Dago, Jalan Lodaya Buah Batu dan Jalan Asia-Afrika yang berdekatan dengan Mesjid Raya Bandung (Mesjid Agung).

(Kaka)

Berita Terkait