Gandeng Bank BJB, BLK PMI Biayai Pekerja Migran ke Luar Negeri



Bandung,Beritainspiratif.com - Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia (BLK PMI) Disnakertrans Jabar menggandeng Bank BJB untuk pembiayaan tenaga kerja ke luar negeri.

Setelah dilatih dan dipastikan bekerja ke luar negeri, calon tenaga migran bisa mendapat bantuan pembiayaan dari Bank BJB, melalui program KUR (Kredit Usaha Rakyat) PMI.

“Setelah dilatih dan siap bekerja ke luar negeri, para calon pekerja migran akan mendapatkan bantuan pembiayaan untuk keberangkatan,” kata Kepala BLK PMI Teguh Kashbudi seusai rapat koordinasi stakeholders di Bandung, Kamis (17/7/2019).

Ia mengatakan, setiap tahunnya lebih dari 50.000 tenaga kerja migran dari Jawa Barat, diberangkatkan ke luar negeri. Terakhir, BLK PMI memberangkatkan 55.763 pekerja migran ke berbagai negara, di antaranya Jepang, Korea dan Singapura.

Menurut Teguh, peserta pelatihan wajib memiliki rekening BJB, untuk kepentingan bantuan pembiayaan tersebut. Tak hanya itu, setiap pembayaran honor ataupun yang lainnya dilakukan secara non cash melalui rekening bank milik Pemprov Jabar tersebut.

Sementara itu, Grup Head Remitance Bank BJB Shinta Mustika Rina mengatakan, pihaknya siap menyalurkan KUR PMI, namun secara teknis masih menunggu surat edaran Menteri Koordinator Perekonomian.

"Kemungkinan kita akan melayani KUR PMI ini dalam tiga bulan ke depan.
Bank BJB sedang menyiapkan sistemnya, yang teritegrasi dengan data pekerja migran dan yang lainnya," kata dia.

Layanan pinjaman ini, lanjut Shinta diberikan sekali kepada pekerja migran, dengan bunga 7 %. "Syaratnya yang bersangkutan harus memiliki job order. Sedangkan besaran platform-nya tergantung negara mana yang dituju,” ujar Shinta.

Ia mencontohkan, untuk bekerja di Jepang diperkirakan memberikan pinjaman antara Rp 30-40 juta. Dana ini akan dikembalikan melalui potong gaji, bekerja sama dengan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3PMI).

Ditemui terpisah, Kepala Disnakertrans Jawa Barat M. Ade Afriandi menuturkan, layanan pinjaman ini dilatarbelakangi kesulitan mayoritas calon pekerja migran Jawa Barat, yang tidak memiliki dana untuk proses persiapan administrasi melakukan migrasi.

Inilah yang mengakibatkan rendahnya animo masyarakat Jawa Barat, berangkat ke luar negeri untuk bekerja.

"Kami berupaya utk mengurangi hambatan-hambatan migrasi, sambil membangun sistem perlindungan yang baik. Ini menjadi bagian dari hasil studi Disnakertrans Jabar ke Philippines beberapa waktu yg lalu," kata Ade. (Ida)

Berita Terkait